Kamis, Desember 04, 2008

Reflection...

Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kamu tidak akan pernah mulai.

Mulailah sekarang... mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya. Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan, tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan. Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya. Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah ... hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga. Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya. Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya. Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain... tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu. Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah. Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kamu bila melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar, orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat. Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta. Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah. Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu.... tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan. Bila Kamu mengisi hati kamu... dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri. Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.

Salam sukses,

Junaedi
http://www.maximart.co.cc

Sumber: NN

Rabu, Desember 03, 2008

TDA Biz Conference (31/10/2008)

Fatimah T.Z.
Assalamu'alaikum. Saya Fatimah dari jakarta, masih TDB baru mulai merintis plazaanak.com. Salam kenal buat semua.

bujangbogor
Wah rame banget ya. Dah gak sabar nih nunggu sharing dari Bu Yulia. Terakhir ketemu beliau di seminar Quadran Empat, entah tahun kapan. Saya lihat cikal bakal moz5 di jl. margonda waktu kuliah di UI tahun 90an akhir.

jonrusaja
Assallamualaikum. Selamat siang teman - teman sekalian. Maaf bila telat, karena YM kita pada error. Sebelumnya, saya sampaikan dulu aturannya. Moderator pakai teks merah, nara sumber pakai teks biru, peserta pakai teks hitam. Pada sesi pertama, kita dengarkan dulu penyampaian materi dari nara sumber, mohon jangan ada yang menyela ketika penyampaian materi. Setelah itu ada sesi dialog. Pada sesi ini, peserta yang hendak bertanya dipersilahkan mengetik tanda ? dan baru diperbolehkan bertanya setelah dipersilahkan oleh moderator. Nanti pertanyaannya antri.

Ok.. btw Bu Yulia sudah masuk apa belum? Saya kok belum lihat ID-nya.

mamanyacaca
Sudah pak. Yulia=mamanyacaca.

jonrusaja
O maaf Bu. Oke deh, kita langsung saja persilahkan buat Bu Yulia.

mamanyacaca
Untuk materi saya sudah kirim via email, semoga cukup jelas ya.

jonrusaja
Bisa disampaikan lagi di sini sedikit saja bu?

mamanyacaca
Tapi saya ingin coba reminder lagi mengenai tahapan - tahapan dalam bisnis. Mulai dari level paling bawah yaitu : Mastery, Niche, Leverage, Team, Synergi, Result. Dari awal itu yang jadi patokan saya dalam pengembangan bisnis saya. Pasti teman - temen sudah banyak yang tahu tentang 6 step brad sugar ini tapi gak ada salahnya kita saling menyegarkan pikiran lagi ya.

Level Mastery adalah masa-masa awal dari usaha kita dimaa kita sedang berusaha mati - matian agar bisnis kita bisa bertahan. Bisa stabil. Kita berusaha keras mengatur waktu, menghasilkan keuntungan, juga menarik pelanggan sebanyak – banyaknya. Intinya supaya bisnis kita jalan atau STABIL. Level berikutnya adalah Niche dimana kita berusaha untuk bisa unggul dalam persaingan pasar. Tujuannya? untuk mendapatkan KEUNTUNGAN. Kalau sudah kita naik lagi ke level LEVERAGE, dimana di sini kita berusaha untuk mensistimasikan business kita. SYSTEM.

Kalau kita tahu leverage itu adalah bagaimana dengan usaha yang sama bisa menghasilkan lebih banyak. Untuk Effisiensi, supaya kita business ownernya mulai punya waktu. Leverage berarti juga TIME. Lalu apalagi? tahapan berikutnya adalah TEAM, The Winning TEAM Building. Inilah yang menjadi dasar dari perkembangan bisnis kita. Tujuannya apa? supaya owner bisnisnya bisa HAPPY. Biar bisa ON the business not IN the business. Kalau TEAMnya sudah kuat dan solid, baru deh kita berSYNERGI dengan team kita. Jadikan bisnis kita sebagai mesin uang kita, supaya kita bisa FREEDOM.

Terakahir adalah RESULT, tapi sebagai catatan ini urut - urutannya gak baku loh. Baru pada tahapan inilah kita bisa multifikasikan bisnis kita. Mau Francise, mau Go Public, monggo. Bisa aja kita udah di tahap TEAM, kita masih harus kembali membenahi NICHE kita. Atau gak usah nunggu sampai level Leverage baru kita mau membangun TEAM. Intinya sih semua berjalan pararel, tapi untuk fokus pembenahan bisa kita pake patokan level-level ini.

Ok mods sementara itu dulu, nanti kalo ada yang mau dikembangkan dari materi sebelumnya juga silakan.

jonrusaja
Ok terima kasih Bu Yulia.

jonrusaja
Bagi teman - teman yang hendak bertanya, silahkan ketik tanda ? Setelah itu akan dipersilahkan sesuai urutan.

Ayesha
?
andhika harya p.
?

tadicahya
?

aguss310
?

Ardian Sy
?

jonrusaja
Pertama kali, kita persilahkan buat aye_nd. Mohon sebutkan nama, usia dan jenis kelamin ya, biar tidak salah sapa .

Ayesha
Salam kenal. Terima kasih atas kesempatannya. Nama saya Ayesha, 27 tahun, female, saat ini ngelola kursus bahasa Inggris. Saya mau tanya ke mbak Yulia. Untuk membuka cabang baru kira – kira diperlukan berapa tahun? maksudnya kapan kita tahu kita sudah siap untuk buka cabang n apa yang harus dipersiapkan? Thanks

jonrusaja
Ok silahkan Bu Yulia

mamanyacaca
Ok mba Aye. Kalo pake patokan dari brad sugar ini buka cabang ada di level leverage. Dimana denga effort yang kurang lebih sama, kita mendapatkan hasil yang lebih banyak. Lalu kapan baiknya? yah setelah kita merasa sudah menguasai segala aspek bisnis kita, kita juga sudah main di ceruk pasar yang tepat, jangan lama-lama, buruan buka cabang. Buka cabang juga salah satu strategi marketing juga, untuk memudahkan pelanggan menikmati fasilitas dari kita.

jonrusaja
Ok, gimana Mbak Aye

Ayesha
Ok, thanks mbak. Berarti lewatin tahap - tahap tersebut dulu ya. Thanks pak Jonru. Nanti ada pertanyaan lagi hehe.

mamanyacaca
Betul bu, nanti kalo sudah menguasai kan tinggal diduplikasikan ke cabang

jonrusaja
Ok sama – sama. Berikutnya Pak Andhika, dipersilahkan.

andhika harya p.
Makasih pak. saya andhika, 30 tahun, pria. Untuk parameter tiap tahap sudah oke bagaimana bu?

mamanyacaca
Tinggal di copy paste hehehe masalahnya yang dicopy ini kudu betul dulu dong hehe. Memang pembahasan 6 step ini gak mungkin dibahas sekilas aja ya. ada penjelasan panjang lebarnya, tapi gampangnya. untuk level 1 misalnya. Mastery, kita lah yang punya parameternya sendiri, misalnya profitnya. Bisnis harus menguntungkan dong, atleast ROInya pertahun minimal 20% dari modal misalnya. Kalo udah untung, juga effortnya. Lalu SDM dll.

Kalo kita sudah merasa ok 80% jalan lah, mulai kita focus ke niche, atau ceruk pasar, yang pastnya sejak kita mulai bisnis juga udah kita tangani dong. Di saat kita sudah menguasai pasar, kita siap-siap mulai bermain di leverage. Leverage itu tadi SYSTEM, gimana kita mensistimasikan business. Bapak-bapak dan ibu - ibu mau tahu tahapan dalam mensistimasikan business kita gak?

Berikut ini adalah tahapan mensistimasikan business yang sedang kita jalankan:
1. Visi, alias tujuan bisnis kita. Kalo kita mau pergi, pertama tau dong tujuannya kemana. Nah itu dia VISI.
2. MISI apa itu Misi? yaitu Rute kita. Kita mau Ke surabaya, lalu biar sampai sana, lewat mana? rutenya itulah MISI.
3. Budaya (Value)
4. GOAL....
5. Struktur Organisasi, gak masalah Presdir, direktur, manager, semuanya isinya nama kita, GL GL (Gue Lagi Gue Lagi) tapi paling tidak sudah ada struktur organisi.
6. Jobdesc.
7. Indikator kesuksesan, maksute gini. Kita pengen semua team kita sukses, tetapi kita lupa mendeskripsikannya. Kaya misalnya di salon, Capster yang sukses itu yang kaya apa? kasir yang sukses itu yang gimana? Semua didefinisikan.
8. Manual Operasi, alias SOP.
9. Milestone atau tahapan business (Goal 3 bulanan)

Jadi deh si SISTEM. Nah jadi jangan takut duluan sama yang namanya sistem bisnis kita,hehe. Kalo bicara tentang business, sistemnya gak jauh - jauh dari 3 hal : 1.Sistem Marketing 2, Sistem Kontrol 3 Sistem HRD. Yah udah ketiganya ini kita utak atik aja dengan tahapan - tahapan sistimasi yang tadi sudah saya jabarkan.

Back to pertanyaan pak andika, setelah kita meleverage business, kita sudah ada sistemnya, kita kan mulai focus ke TEAM BUILDING, parameternya apa? Bisnis kita bisa jalan tanpa kita karena sudah dijalankan oleh Winning TEAM yang solid dan kuat. Lanjut ke sinergy dengan team dan ke result.

Semoga jelas ya pak andika.

jonrusaja
Ok terima kasih Bu Yulia. Lanjut ke penanya berikutnya, Ardian Sy. Silahkan.

Ardian Sy
Terimakasih pak moderator. Bu Yulia, penjelasan 6 step dari brad sugar barusan sangat membantu memahami tahapan bisnis. Pertanyaan saya sederhana saja dari ke 6 tahapan itu kira – kira kesulitan - keculitan apa saja yang ditemu dalam perjalanan? Juga berdasarkan pengalaman bisnis bu Yulia di MoZ5 atau yg lainnya. Mohon bisa di share pengalaman menyelesaikan tiap kesulitan yang di temui dalam tahapan itu. Sekian dulu, makasih.

mamanyacaca
Pak Ardian, yang sulit sih gak ada. Akan sulit kalo kita gak ada gambaran sama sekali. Gini misalnya, waktu saya awal berbisnis buta banget. Semangat aja. Kesulitan - kesulitan sih pasti ada tapi biasanya sifatnya teknis ya. Yang pasti kalau kita tahu tujuan kita, dan tahu kita dalam posisi mana, tahapan mana, insyaallah lebih mudah kita menjalaninya. Akan beneran menjadi sulit kalo kita tidak tahu sama sekali posisi kita, keadaan kita, apalagi tujuan kita berikutnya.

Ardian Sy
OK, kalo belum puas ntar disambung ya.

jonrusaja
Ok selanjutnya Pak Maulana, dipersilahkan.

maulana nih
Thank you Pak Jonru, nama Fico, 26, pria. Pertanyaan saya sederhana bu, ketika ibu memilih kandidat investor. Bagaimana cara ibu memilih investor yang memiliki passion yang sesuai dengan visi bisnis ibu? Tolong tips dan kiat kiatnya. Itu saja dulu ibu.

mamanyacaca
Memilih kandidat dengan passion yang selaras visi ya, agak ribet memang pak. Ada tahap seleksi dengan isian kemudian yang menentukan sekali adalah pada tahap pengenalan.

maulana nih
Mungkin pengalaman ibu saja dapat diceritakan.. makasih..

mamanyacaca
Awalnya mengembangkan kemitraan memang saya masih menggunakan tahapan seleksi yang masih sederhana. Gak ketat - ketat amat, tapi makin lama makin pinter dong, mulai bisa mengidentifikasi mana sih yang gak sesuai, mana sih tanda - tanda awal dia gak match sama visi kita. Memang perlu invest waktu untuk saling kenal, ngobrol, ngopi bareng, cerita ini cerita itu, ntar lama - lama keliatan wah bisa lanjut nih. Tapi gak sedikit juga dari tahap awal atau dari isian kuesioner udah keliahatan bahwa dia gak match dengan visi kita.

Bisa jadi kita juga salah, tapi prinsipnya lebih baik kita kehilangan orang yang benar, dari pada kita dapat orang yang tidak tepat. Untuk mendapatkan orang yang tepat memang musti invest di waktu, tenaga dan fikiran, tapi insyaallah hasilnya sebanding. Salah satu tipsnya rajin - rajin bertanya pak Fico. Tanya apa aja, hobbynya, buku yang dibaca, langganan majalah apa, weekend ngapain aja, nonton tv acara apa? bagaimana dia memandang kehidupan yang dijalanin sehari-hari, dan yang penting juga tanyakan APA YANG DICARI? APA ARTINYA BISNIS INI UNTUK DIA?

jonrusaja
Ok thanks Pak Fico. Penanya berikutnya, Bujang Bogor. Silahkan.

bujangbogor
Terima kasih pak momod. Nama Ma'mun, pria. Wah saya kurang gaul nih, jadi belum baca tahapan - tahapan Brad Sugar itu. Kalau menurut bu Yulia, apakah semua bisnis bisa menjalani tahapan itu? Melirik bisnis itu termasuk komoditas, atau kurang sustain. Misal, dulu ramai buka wartel, terus abis, artinya tidak sustainable. Kalau kasus mutahkir, katakanlah bisnis counter pulsa/hp. Kalau kata pak Junaedi ini adalah bisnis sejuta umat, apakah bisa mencapai tahapan - tahapan itu? Sering saya melihat, pebisnis counter pulsa, cepat sekali membuka cabang. Apakah ini karena takut kehilangan momen seperti wartel itu? atau memang cepat sekali menapaki tahapan Brad Sugar.

mamanyacaca
Bukan bisa pak, tapi harus melalui semua tahapan. Sering kali gagal di tahapan niche. Karena yah itu tadi harus bisa menang di persaingan pasar dengan bermain di ceruk pasar. Yah kan untuk leverage bisnis juga pak. Kalau dengan 3, 4, 10, 15 cabang effortnya sama dengan 1 cabang, kenapa gak buka banyak cabang, asalkan memang sudah masuk itung – itungannya. Gini kita buka cabang untuk apa sih? idealnya kan untuk menambah pemasukkan usaha kita dengan jemput bola. dengan memudahkan juga pelanggan untuk mengakses kita. Juga untuk nge tes sistem business yang sudah kita buat, berjalan tak di cabang?

bujangbogor
Ok, jadi sebetulnya kalau memang merasa layak, langsung buka cabang untuk leverage itu ya.

mamanyacaca
Gitu juga untuk kasus konter pulsa, untuk meningkatkan pemasukkan yah banyak - banyak buka counter, toh effortnya juga tidak terlalu berbeda dengan 1counter.

bujangbogor
Bukan apa – apa, ternyata buka cabang itu ternyata tidak mudah ya, terutama dalam hal SDM. Ok bu Yulia, saya rasa cukup. Antrian masih panjang. Thanks ya. Silakan pak momod.

jonrusaja
Ok. Silahkan penanya berikutnya.

siuhik
Maaf bu pertanyaan saya sangat sederhana karena memang belum punya bisnis besar seperti penanya yang lain saya Siwi, masih amphibi. Maaf kalau agak OOT ya bu? nggak ikut dari awal, Bu kalau masih amphibi dan ingin terjun TDA, apa sinyal yang harus kita ikuti? langsung keluar aja, atau sudah ada bisnis yg mulai membesar? atau ada yang lain bu? mohon pencerahannya Bu trus tips dan kiatnya untuk bisa tahu puzzle kita?

mamanyacaca
Mba Siwi pertanyaan yang sangat menarik, terus terang selama ini banyak sekali yang bertanya kepada saya pertanyaan yang sama.

jonrusaja
Itu pertanyaan sejuta umat para TDB kayaknya.

mamanyacaca
Gini, kalo bicara tentang bisnis kebanyakan kita permasalahannya gak jauh - jauh dari: Modal, Bisnis apa?, Pasarnya bagaimana, support dari keluarga, dan lain lain. Itu kan faktor external ya? Tapi pernah gak kita tanyakan sama diri kita sendiri, apa ya yang saya cari? saya ini siapa ya? kehidupan seperti apa ya yang saya inginkan? Artinya, bertanya kedalam (nunjuk ke dada hehe) Begitu juga saat kita mau berbisnis. Ok, tapi jawab dulu dong, apa benar bisnis ini adalah panggilan saya?

siuhik
Nah itu dia. Kadang bisnis ini kayaknya ga cocok buat saya, bisnis itu kayaknya ok deh nah gimana kita tahu puzzle kita kalo masih kutat ama itu - itu aja.

mamanyacaca
Apa benar bisnis ini bisa mengantarkan saya kepada impian - impian saya? Jangan - jangan kita berbisnis karena kita merasa HARUS BERBISNIS, kenapa HARUS?? yah abis semua orang berbisnis sih, katanya ini yang terbaik. Nahhh Lhoooo. Yah kita akan selamanya berkutat disitu - situ aja, kalo kita belum bisa menjawab siapa sebenarnya saya ini apa sih passion saya, apa sih yang saya selalu antusias menjalankannya. Bagaiamana kita bisa memilih suatu bisnis yang tepat kalau kita juga tidak tahu siapa diri kita, apa yang kita mau, apa passion kita, apa KEGAIRAHAN TERBESAR kita.

Cari bu..cari...kalo kita udah dapet itu, TRINGGG semua akan jadi petunjuk buat kita, kemana kita berikutnya harus melangkah. Kadang orang sibuk berkutat di modal, di visibility studies, riset pasar, begitu bisnis jalan, suatu saat BUGGGG bertanya - tanya "Apa iya ya ini yang saya cari?? eh apa bener ya yang saya jalankan ini. Nah lohh. Hehe pengalaman pribadi soalnya.

siuhik
Sip deh Bu, boleh dilanjut diluar ya? Maturnuwun atas pencerahannya.

mamanyacaca
Jadi kembali lagi, jawab ya pertanyaan - pertanyaan mendasar itu, karena kalo kita sudah tau jawabannya, semuanya akan jadi petunjuk, apa kah harus bekerja, atau langsung di bisnis, kita akan tau sendiri.

jonrusaja
Ok deh, thanks Bu. Sekadar referensi, bagi teman - teman yang belum ketemu passion-nya, mungkin bisa baca tulisan saya ini: www.jonru.net/ingin-menemukan-lentera-jiwa-ini-kiatnya. Oke Pak Iwan gimana, sudah siap untuk bertanya?

Nur Iwan Setiawan
Oke. Mengenai awal mula ibu terjun ke dunia bisnis, dari sekian jumlah dana yang dikeluarkan, hasilnya gimana bu, untung atau rugi? Oya, saya Iwan 26 Male.

mamanyacaca
Alhamdulillah Untung Pak.

Nur Iwan Setiawan
Pernah ga ibu mengalami pengeluaran lebih besar dari pendapatan? kalau pernah, gmn cara keluar dari masalah tersebut kalau belum, gimana kiat ibu?

mamanyacaca
Waduh pak, selama ini sih belum pernah ya. gini awal - awal saya berusaha, keuntungan - keuntungan yang didapat gak langsung saya simpan untuk mengembalikan modal, tetapi diputer lagi untuk menambah modal lagi. Kan konsepnya salon bertumbuh, awalnya satu lantai, kemudian dua lantai kemudian melebar kesamping, kemudian buka cabang, buka cabang gitu.

Nur Iwan Setiawan
Ok cukup Pak Momod, maksih bu.

jonrusaja
Ok kita ada waktu sekitar 10 menit lagi. SIlahkan kita beri kesempatan buat 2 penanya lagi.

mamanyacaca
Sambil nunggu pertanyaan lain, saya ingatkan teman - teman ya 3 sistem dalam bisnis. Yaitu sistem marketing, sistem kontrol, dan sistem SDM. Itu yang menjadi tugas utama kita pada awal - awal membangun bisnis.

jonrusaja
Oke kita persilahkan buat penanya berikutnya ya. Silahkan buat ylabdo. Kalo gak ada, silahkan buat w4w4l.

w4w4l
Ok thanks, wawal 31th, pria. Bu kalau untuk yang new produk alias produk yg baru untuk bisa diterima pasar dengan cepat gimana yah.

mamanyacaca
Wah saya juga gak ahlinya ya tapi dari referensi - referensi yang selama ini saya dapatkan, pertama kita harus mengenal target market kita. Mengenal loh bukan sekedar tahu. Dengan mengenal dan akrab kita akan tahu apa sih kebutuhan mereka, apa sih yang mereka mau, apa sih yang mereka hargai, nilai-nilai apa yang mereka anut. Apa saja permasalahan - permasalahan mereka,

w4w4l
Ok misal target pasar kita tahu tapi kayaknya butuh edukasi yang lumayan menyita waktu dan uang.

mamanyacaca
Kalo ini kita pahami dengan benar, maka mudah sekali kita menciptakan produk atau jasa yang memberikan solusi buat mereka.

w4w4l
Dan masalahnya saya sekarang TDB jadi ga bisa fokus bener.

mamanyacaca
Hehe itu sudah bisa menjawab pak, yah memang harus edukasi pasar juga, dan pastinya ada waktu dan uang yang harus kita INVESTASIkan. Kata Pak TDW, marketing itu kan Memberikan penawaran atau Mengingatkan hehe. Ok, pak wawal ditunggu kabar gembiranya ya.

w4w4l
Ok thanks alot bu.

jonrusaja
Berhubung sudah jam 4 sore, acara kita selesaikan. Kalau mau lanjut informal dipersilahkan. Dari saya, pak arief dan tim moderator mengucapkan terima kasih. Buat Bu Yulia, juga teman - teman lain, maaf bila ada yang kurang. Sampai ektemu lagi, wassalam.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maxiphone.co.cc

Selalu Ada Jalan, Bukan Jalan Pintas.

Ajakan provokatif dilontarkan pengusaha kawakan, Bob Sadino, kepada para mahasiswa yang memadati sebuah forum di Universitas Indonesia, pekan lalu. "Siapa saja yang ingin menjadi entrepreneur, keluarlah dari kampus setelah acara ini dan jangan kembali ke sini lagi," ujarnya.

Pengusaha yang sukses mengembangkan agrobisnis dan kini membangun apartemen itu adalah jebolan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Bob (75) sempat mejadi sopir taksi dan kuli bangunan sebelum mengawali karier kewirausahaan dengan berdagang telur.

Provokasi Bob "diimbangi" oleh Wahyu Saidi. Ia memperkenalkan diri sebagai "tukang bakmi" yang mendapat gelar Dr, Ir, dan Msc dari Institut Teknologi Bandung dan Universitas Negeri Jakarta.

"Untuk memulai entrepreneurship, gelar kesarjanaan benar-benar tak berguna, justru sering negatif. Begitu mau menyebar brosur atau nggoreng makanan ngerasa diri sarjana. Itu bisa jadi awal kegagalan," ujar Wahyu, yang membuka 410 gerai makanan di 30 kota dan 4 negara.

Menurut Wahtu, ilmu yang didapat dibangku kuliah baru berguna jika bisnis sudah berkembang. Misalnya, terkait tuntutan penguasaan manajemen, mekanisme kontrol, dan distribusi. Namun, tidak bersekolah juga bukan berarti tidak bisa belajar mengusai ilmu-ilmu ini.

Dalam forum diskusi "Entrepreneurship Experiencing 2008", Bob dan Wahyu membagi pengalaman kepada para mahasiswa. Selain berdiskusi, dalam kegiatan dua hari itu juga diberikan simulasi bisnis. Para peserta dipinjami modal kerja dan produk, lalu diminta berinovasi untuk mengembalikan modal itu dan mendapatkan untung.

Para peserta juga difasilitasi magang di perusahaan kecil-menengah dan perusahaan besar selama sebulan. Pusat pelayanan mahasiswa FISIP UI yang menyelenggarakan kegiatan ini juga bekerja sama dengan Pelindo II untuk memberikan kredit bagi calon pelaku bisnis.

Kredit Rp 5 juta - Rp 100 juta dengan bunga 6 persen per tahun itu ditawarkan kepada peserta yang sudah memiliki usaha minimal setahun.

Jangan dituda.

Beragam pertanyaan dan unek-unek disampaikan para mahasiswa dalam diskusi itu. Indah, mahasiswa Diploma Pajak UI angkatan 2006, menceritakan, ia mulai menjajakan makanan kecil di kampus pada satu semester terakhir. Namun, ia berharap menjadi pegawai, sebelum merasa siap total berbisnis.

Tak sedikit pula yang mengeluh sulit meyakinkan orangtua untuk merestui anaknya berbisnis sendiri, tidak menjadi pegawai atau karyawan.

"Kalau mau jadi entrepreneur, mulailah dari sekarang. Jangan berencana mulai setelah lulus kuliah. Apalagi, kalau Anda berusaha lulus dengan indeks prestasi tinggi, besar kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk jadi pegawai," ujar Wahyu.

Menurut Bob, sikap mental yang menjadi prasyarat utama menjadi pengusaha adalah tidak banyak berharap, menghilangkan rasa takut, dan mengubah pola pikir. "Harus punya kemauan dan tekad kuat mengubah diri Anda, dari bagaimanapun adanya sekarang. Tekad yang kuat itu tidak cukup kalau tidak ada keberanian mengambil peluang. Namun, Anda baru jadi entrepreneur kalau sudah terbukti tahan banting dan tidak cengeng", paparnya.

Mendengar pertanyaan, komentar, dan keluhan mahasiswa, Bob menilai, sangat kuat keinginan para mahasiswa untuk menemukan metode paling cepat, atau jalan pintas, agar sukses berbisnis.

Padahal, pengalaman bisnis puluhan tahun mengajarkan, tidak ada jalan pintas untuk mendapat untung besar. "Kecuali Anda jadi koruptor, maling, atau jualan sabu".

Pada usia senja, kesediaan Bob berkampanye mengajak mahasiswa menerjuni dunia kewirausahaan dilatari keprihatinan mendalam. Ia mengingatkan, jumalah pengusaha di negeri ini hanya 0,18 persen dari total penduduk. Padahal, di negeri sekecil Singapura, jumlah pengusahanya 7,2 persen dan perekonomiannya maju pesat. Sebaliknya, dengan segala sumber kekayaan alam Indonesia, penduduk negeri ini masih dijerat kemiskinan.

Para pengajar di sekolah formal turut andil "melemahkan" semangat kewirausahaan. "Saya pernah menyuruh anak saya yang masih SD berjualan mainan ke temen-temen-nya di sekolah. Eh, malah dilarang guru. Dari kecil, di sekolah, anak-anak dididik untuk membeli bukan menjual", ujar Wahyu.


Salam sukses,


Junaedi
081310004288

Sumber: Kewirausahaan, Kompas 13 November 2008

Rabu, Oktober 08, 2008

Ini Dia Usaha Sejuta Umat

Ada satu jenjang lagi yang boleh dibilang sudah mewabah ke mana-mana. Bahkan, kalau mau disebut, hingga ke kamar pun bisa. Yakni, menjadi penjual voucher fisik dan elektrik ke para konsumen langsung alias and user.

Siapa pun bisa melakukan usaha ini. Para manajer, karyawan, ibu rumah tangga, mahasiswa, siswa sekolah, hingga para penganggur sekalipun dapat menjadi pengusaha pulsa isi ulang.

Pertanyaannya adalah, apakah masih ada celah? Tentu saja masih. Asalkan, sekali lagi, Andamesti sunggug-sungguh dalam menjalankan usaha yang siapa tau membuat kocek Anda semakin tebal.

Lihat saja pengalaman Desi Marwati. Untuk melengkapi toko kelontongnya, ia tidak sungkan-sungkan melengkapi barang dagangannya dengan menjual voucher fisik dan elektrik. Usaha yang sudah ia lakoni sejak tahun 2005 ini pun semakin berkembang. Saat ini, Desi kerap menghabiskan uang hingga Rp 20 juta setiap bulannya untuk membeli pulsa.

Padahal, tiga tahun silam, Desi cuma menaruh modal untuk beli pulsa tidak lebih dari Rp 5 juta saja. Desi memang beruntung. Modal yang lainnya tidak perlu ia keluarkan. Misalnya, membuat kios khusus. Pasalnya, ia tinggal menaruh berbagai voucher fisik disalah satu sisi toko kelontongnya.

Calon peritel voucher juga bisa mengekor desi. Bahkan, cara tersebut merupakan cara yang paling ampuh untuk menghemat dana. Anda bisa berjualan voucher di halaman rumah atau garasi Anda. Yang penting, calon lahan bisnis Anda cukup luas menampung etalase untuk memajang produk. Ukuran etalse standar adalah 1,5 m2. Etalase ini bisa dibeli di toko atau bisa pula Anda buat.

Kemudian, tinggal mencari para agen atau tempat grosir membeli pulsa, entah itu fisik atau elektrik. Anda bisa langsung menyambangi para agen dan grosir yang dapat dipercaya dan meberikan pelayanan yang prima. Agen dan grosir pemasok pulsa fisik dan elektrik tersebar luar si mall-mall, ITC yang mengkhususkan diri sebagai pusat elektronik seperti ITC Roxi, ITC Cempaka Mas, PGC Cililitan dll.

Para agen dan grosir pemasok pulsa meminta sejumlah deposit yang harus dibayar pemilik kios. Besar setoran deposit untuk pulsa elektrik besarnya beragam tergantung dari kebijakan masing-masing agen atau grosir. Ada yang mencantumkan angka ratusan ribu rupiah plus uang pendaftaran hingga jutaan rupiah.

Tapi, Desi menyarankan agar Anda kudu keluar dana tidak cuma angka ratusan ribu rupiah saja. Sebaiknya, modal minimal Rp 1 juta atau juga bisa lebih, saran Desi.

Setelah semua modal dagang voucher sudah terkumpul, Anda tinggal memasarkan voucher itu. Berapa pelanggan yang datang tentu sangat bergantung dari lokasi kios Anda, serta seberapa bagus Anda melayani pembeli.

Ada baiknya Anda melakukan promosi harga terlebih dahulu. Caranya, pajang saja papan harga di depan kios. Sipa tahu, ada pembeli yang kepincut dengan tawaran harga yang Anda buat.

Anda harus memburu banyak pembeli agar keuntungan Anda gendut. Pasalnya, margin keuntungannya cuma 2% - 3% saja.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maximart.co.cc
http://www.maxiphone.co.cc


Disadur dari Harian Kontan Edisi Khisus Semptember - Oktober 2008


Jumat, September 12, 2008

Membuang 1 juta, Mendapat 37 milyar.

Tak salah bila PT Diana, Sidoarjo, diminta untuk melayani catering bagi petugas dan pengungsi akibat mud flow Lapindo senilai 37 Milyar pada tahun 2007 lalu. Namun, di luar pertimbangan bisnis, ada invisible hand yang menentukan deal mereka. Itulah takdir Ilahi.

Tanpa bantuan Allah SWT, mustahil kami mendapatka rejeki yang sangat besar sehingga mengubah drastis usaha kami ini, ucapan Imam Syafei, pemilik PT Diana. Inilah berkah dari sedekah, lanjut suami dari diana dan bapak dari Kurnia Adi Prskoso (3).

Iman Syafei bertutur, pada 2006, ia dan istri tinggal memiliki uang 1 juta. Saat itu, usaha catering "Diana" milik mereka baru merangkak. Di waktu yang sama, rumah petak kontrakan yang mereka tempati sudah habis masa sewanya.

Demi membesarkan usaha, mereka berniat mencari rumah kontrakan yang sewanya sekitar Rp 700 ribu pertahun. Berhari-hari, beberapa rumah yang diincar belum juga cocok harganya.

Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, suatu hari selepas ashar Imam Syafei mendengarkan taushiyah Ustadz Yusuf Mansur. Lima menit terakhir taushiyah yang sempat disimaknya itu, memantapkan keyakinannya akan hikmah sedekah.

Mari bu, kita ikhlaskan dan mantapkan untuk "membuang" uang sejuta ini sebagai sedekah. Insya Allah akan ada pengganti yang lebih baik, Iman Syafei membujuk istrinya untuk menyedekahkan semua uang milik mereka yang tersisa.

Alhamdulullah, disertai ketekunan ibadah dan do'a, harapan suami-istri itu terkabul. Mereka mendapat order catering partai besar yang memberi keuntungan Rp 5 juta. Uang tersebut, selain untuk membayar kontrakan rumah Rp 600.000,- setahun dan belanja kebutuhan hidup, sebagian keuntungan itu disisihkan untuks sedekah.

Sejak saat itu, rejeki kami terus mengalir. Kami yakin ini berkat do'a santri-santri penghafal Qur'an yang turut kami santuni, kata Imam Syafei yang kini tinggal di Wonocolo, Surabaya.

Sampailah kemudian, catering "Diana" mendapat kontrak sebagai suplier untuk pengungsi Lapindo dengan nilai yang luar biasa besar untuk ukuran usaha kecil.

Rejeki itu memacu cepat perkembangan usaha Imam Syafei dan Istri. Kini, dalam tempo setahun, perusahaan mereka telah menjadi tiga yaitu PT Diana (catering), PT Kurnia (persewaan alat catering), dan PT Prakoso (suplier produksi catering). Usaha catering mereka bahkan ditabalkan sebagai yang terbesar kedua di Jawa Timur. Sebanyak 120 karyawan dan keluarga bernaung di tiga perusahaan tersebut.

Salah satu bentuk syukur Iman Syafei, tahun lalu ia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk si kecil Kurnia Adi Prakoso. Sedekah pun jalan terus, karena inilah kunci kesuksesan mereka. (aya hasna)
Disadur dari; PPPA Daarul Qur'an Yayasan Daarul Qur'an Nusantara www.wisatahati.com / www.pppa.or.id

Kamis, Juli 24, 2008

3 Tips Praktis Membangun Knowledge Management

Knowledge-based economy, demikian sebuah kosa kata yang kini makin acap terdengar. Frasa itu secara eksplit juga makin meneguhkan pentingnya makna pengetahuan bagi eksistensi sebuah organisasi – entah itu organisasi bisnis ataupun organisasi publik.

Dalam konteks itulah, kini juga makin mendesak sebuah kebutuhan bagi setiap organisasi untuk membangun apa yang disebut sebagai knowledge management atau manajemen pengetahuan. Knowledge management atau sering disingkat KM sendiri sejatinya dapat diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap jejak pengetahuan yang relevan kepada setiap anggota organisasi tersebut, dengan tujuan meningkatkan daya saing organisasi.

Di Indonesia sendiri, konsep dan aplikasi dari knowledge management ini sudah makin berkembang dengan baik. Bahkan ada sebuah organisasi konsultan, yakni Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di Indonesia) yang memberikan award tahunan bagi perusahaan di Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan knowledge management. Award itu disebut MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises), dan tiga pemenang utama untuk tahun 2008 ini adalah Excelkomindo Pratama (XL), Astra International dan Telkom Indonesia.

Lalu langkah apa saja yang mesti dilakukan untuk mengembangkan knowledge management yang tangguh? Berikut tiga tips praktis yang mungkin bisa dirajut guna menata knowledge management yang efektif.

Langkah yang pertama adalah membangun apa yang bisa disebut sebagai Portal Pengetahuan secara internal (intranet knowledge portal). Dalam portal yang bisa diakses oleh setiap anggota perusahaan inilah, disusun beragam folder dan menu pengetahuan yang relevan. Isinya bisa menyangkut artikel-artikel tentang manajemen praktis; paper mengenai dinamika industri bisnis yang digeluti; materi-materi pelatihan internal; ataupun juga berupa paper pengalaman dari karyawan perusahaan tersebut dalam mengerjakan sebuah projek tertentu.

Dulu ketika saya masih bekerja pada sebuah perusahaan konsultan asing, firma saya ini menyediakan sebuah portal pengetahuan yang sangat ekstensif. Salah satu menu favorit kami adalah “lesson learned paper” yang berisikan poin-poin penting apa – baik poin kegagalan ataupun keberhsilan — yang diperoleh ketika rekan-rekan kami mengerjakan projek konsultasi untuk para kliennya di berbagai negara di dunia. Melalui paper ini, “learning curve” kami dapat bergerak dengan cepat lantaran adanya proses saling berbagai pengetahuan dari beragam sumber di beragam tempat.

Lalu, siapa yang mestinya mengelola portal pengetahuan ini? Idealnya mesti ada satu dedicated person yang bertugas mengidentifikasi, mengkodifikasi dan menata beragam sumber pengetahuan yang relevan (sebutannya adalah “knowledge officer”). Orang ini tentu mesti dibantu oleh tim IT untuk menyiapkan infrastruktur database dan portal intranet tersebut.

Langkah praktis kedua adalah dengan mentradisikan semacam pertemuan Knowledge Sharing Session, selama sekitar 2 jam, setidaknya setiap bulan sekali. Sharing session ini bisa dilakukan secara corporate-wide, atau dilakukan per departemen/divisi. Bisa dilakukan dengan mengundang narasumber dari luar atau internal. Materinya bisa berupa pengetahuan manajemen praktis ataupun pengalaman karyawan dalam mengerjakan sebuah tugas/projek. Hasil sharing session ini kemudian juga bisa di-upload ke Portal Pengetahuan, sehingga setiap karyawan bisa mengakses materinya. Knowledge sharing session ini akan sangat bermanfaat dalam menggali dan mendistribusikan potensi pengetahuan yang ada dalam diri setiap karyawan perusahaan.

Langkah praktis ketiga adalah dengan menerbitkan semacam Online Knowledge Buletin. Buletin ini dapat diterbitkan sebulan atau dua bulan sekali, dan berisikan update pengetahuan-pengetahuan mutakhir mengenai manajemen/bisnis ataupun mengenai dinamika industri yang ditekuni oleh perusahaan tersebut (beragam artikel yang ada di blog ini juga sangat cocok menjadi materi buletin itu…..hehehehe). Buletin ini sebaiknya didistribusikan melalui multimedia email (email multimedia maksudnya email yang isinya variatif, penuh warna dan elemen visual lainnya; jadi berbeda dengan email tradisional yang garing dan biasa Anda terima itu). Melalui knowledge buletin ini, pengetahuan setiap karyawan perusahaan Anda bisa terus disegarkan dan ter-upate; jadi tidak lapuk ketinggalan zaman.

Demikianlah tiga langkah praktikal yang mungkin bisa Anda lakukan untuk mulai membangun knowledge management system di kantor/perusahaan Anda. Sebuah tindakan untuk merawat, menyemai dan memupuk benih-benih gagasan setiap insan demi tumbuhnya sebuah taman pengetahuan yang indah nan mencerahkan.


Salam sukses,


Junaedi
0813 1000 4288

Sumber: Yodhia Antariksa (http://strategimanajemen.net)

Senin, Juli 14, 2008

Great Sale, Irit atau Boros?

Eko Endarto
Perencana Keuangan, dari Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan

Musim great sale berarti musim harga murah. Untuk kalangan tertentu, ini adalah saat yang tepat untuk membeli barang. Yang dulunya tidak terjangkau, kini menjadi terjangkau. Sangat menggoda. Lantas, apakah great sale suah kesempatan?

Dalam berbelanja, ada aturan baku yang biasa saya bagikan kepada beberapa teman maupun klien. Aturan itu biasa saya sebut dengan: bukan berapa, tapi apa? Maksudnya dalam berbelanja, harga memang salah satu alasan untuk memutuskan membeli atau tidak suatu barang. Tapi, di atas semua itu, yang lebih penting adalah barang barang apa yang dibeli dibandingkan dengan berapa harga barang yang dibeli. Contohnya; kita memang tidak dilarang sama sekali untuk mebeli gaun di butik, apalagi sedang ada rabat hingga 70%.

Namun, apakah gaun tersebut kita butuhkan? Membeli suatu barang dengan harga dibawah harga yang seharusnya adalah suatu tindakan benar. Tapi, dengan aturan ini bukan berarti kita boleh mengeluarkan untuk barang yang tidak kita butuhkan. Nah, dengan batasan ada atau tidak ada great sale, bkanlah alasan seseorang untuk memutuskan berbelanja atau tidak. Taruh kata, seseorang membeli barang dengan harga mahal dan tidak disaat great sale tapi dia membutuhkannya, maka keputusan untuk membeli adalah hal bijak.

Bandingkan dengan seseorang yang berbelanja hemat dan murah dengan diskon besar saat great sale, tapi ternyata barang itu tidak dibutuhkan. Nah, ini yang dinamakan tidak bijak.

Belanja tepat saat hemat.

Pemakluman belanja saat great sale adalah diskon besar ini tidak selalu terjadi. Benarkah begitu?

Great sale datang dimusim tertentu saja. Misalnya, saat-saat ini, saat pergantian tahun, bahjan saat hari raya tiba. Di beberapa negara, aturan main great sale juga sama. Diskon besar juga dilakukan pada saat atau musim tertentu. Jadi, seharusnya saat itu bisa diperkirakan. Dengan adanya waktu khusus dan tetap, konsumen diuntungkan karena ada ruang untuk membuat perencanaan.

Dari segi dana, kita bisa menabung satu tahun penuh sebelum saat diskon tiba. Dari sisi mental, kita sudah tahu dengan pasti barang apa yang harus dan sebaiknya dibeli. Nantinya, tak ada lagi acara berutang dan kalap mata lantaran sudah terencana.

Ingat, great sale memang saat yang tepat untuk berbelanja. tapi bukan saat yang tepat untuk memaksakan berbelanja. Berbelanja tepat bukan selalu berarti bebelanja hemat, apalagi sekedar murah. Berbelanja tepat adalah bebelanja sesuai dengan kebutuhan. Dan, lebih baik lagi bebelanja sesuai dengan kebutuhan tapi dengan harga hemat. Carilah itu saat great sale. Bagaimana menilai great sale itu; penghematan atau pemborosan?

• Belilah barang sesuai kebutuhan.

Barang yang kita beli mempunyai dua kemungkinan, yakni barang yang kita butuhan atau tidak. Jika saat great sale barang yang kita beli dengan harga murah adalah barang yang bener-benar dibutuhkan, maka kita telah melakukan penghematan.

• Beli yang benar-benar diskon.

Ini tidak mudah. Soalnya, penurunan harga bisa dilakukan dengan berbagai alasan. Untuk itu, ada baiknya kita mengetahui harga awal atau kualitas barang yang hendak kita beli. Beberapa barang dijual dibawah harga umum karena harga barang telah dinaikan sebelumnya. Alasan lain, barang itu sudah tak lagi sesuai zamannya atau sudah habis masa edarnya atau mungkin karena cacat.

Bila barang seperti itu yang Anda beli, maka great sale ini adalah pemborosan karena Anda tidak membeli barang yang murah harganya. Barang itu memang layak diturunkan harganya karena sudah lama atau cacat.

• Beli barang tapi tidak tambah beba.

Arti berbelanja adalah mengeluarkan biaya dari dana yang kita miliki. Tapi, banyak orang yang memaksakan berbelanja karena diskon walaupun mereka tidak memiliki dananya. Caranya dengan berutang. Meski tak salah, tapi sebaiknya masukan belanja dalam pos biaya bukan beban. Artinya, kita menggunakan uang sendiri. Bukan beban karena menggunakan uang orang lain.

Jadi, bila pembelanjaan dengan dana sendiri atau biaya pembelanjaan dengan utang adalah pemborosan.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maximart.co.cc
http://www.maxiphone.co.cc

Sumber : Harian KONTAN



Selasa, Juni 24, 2008

Mohon Do'a Restunya...





Salam FUNtastic....

Mohon Do'anya dari rekan-rekan anggota TDA sehubungan akan di laksanakannya khitanan anak kami :

tanggal : 25 Juni 2008
jam : 06.30 WIb
di : Depok

Semoga dalam pelaksanaan khitanan nanti tidak ada halangan suatu apa pun, lancar sesuai yang kami harapkan dan semoga pula kami diberi kekuatan lahir bhatin, sehat jasmani terlebih terhadap anak kami yang akan di khitan.

Atas do'a dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maximart.co.cc
http://www.maxiphone.co.cc


NB: Bagi rekan-rekan TDA yang domisilinya berdekatan dengan lokasi kami di Bojong Gede, kami mengundang Bpk/Ibu/Sdr/i untuk bersilaturahim.

Mohon ini dianggap sebagai undangan resmi.

(Undangan dan denah lokasi lihat blog)

Selasa, Juni 17, 2008

Untaian Do'a

Untaian Do'a
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru , laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahulmulku walahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiirun, laa ilaaha illallaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Duhai Allah,
Duhai yang mendetakkan jantung ini,
Duhai yang selalu memberikan makan kepada hamba-hambaMu ini,
Duhai yang memberikan air yang sejuk di kala kami dahaga,
Duhai yang mengaruniakan kantuk di kala kami lelah,
Duhai yang selalu mengurus diri-diri kami di kala kami tertidur pulas,
Hanya Engkaulah Yang Maha Agung,
Ya Allah, betapapun kami menghianatiMu setiap waktu tapi tiada suatu saat pun terputus Engkau memberi nikmat kepada kami,
Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami.
Penghapus bagi seluruh dosa-dosa kami, hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami, hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di qolbu ini.

Ya Allah, kami ingin merasakan indahnya hidup dekat denganMu,
Kami ingin hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang selalu akrab bersamaMu, kami lelah jauh dariMu ya Allah , kami tidak ingin terpuruk dan terhina karena tenggelam dalam kemaksiatan.,
Berikan kepada kami kemudahan, untuk mengenalMu Ya Allah,
Berikan kepada kami jalan untuk bisa mendekat kepadaMu,
Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu merasakan, kehangatan, kasih sayangMu.
Ya Allah jadikan sujud kami menjadi sujud yang selalu nikmat Kepada-Mu,
Jadikan shoadaqoh kami menjadi jalan yang membuat kami akrab denganMu,
Jadikan amal-amal kami sebagai amal -amal yang tulus hanya karenaMu,
Ya Allah jangan biarkan kesibukkan dunia membutakan hati kami,
Jangan biarkan hawa nafsu, menjerumuskan kami,
Jangan biarkan syahwat membuat kami terjerumus dalam maksiat,
Jangan biarkan amarah membuat kami terhina dalam kedzoliman,
Ya Allah, wahai yang Maha Mendengar, sayangilah kami Ya Allah.
Berkahi sisa umur kami ini,
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, bagi sebanyak-banyak-Nya umat Mu,

Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa 'adzaaban naar "Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan (pula) di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka"


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maxiphone.co.cc

Sabtu, Juni 14, 2008

Gerakan Pay It Forward

Gerakan Pay It Forward
http://jamil.niriah.com

Pay It Forward adalah sebuah film drama Hollywood yang diproduksi pada tahun 2000. Film yang disutradarai oleh Mimi Leder itu mengisahkan tentang sebuah ide sederhana dari seorang anak kecil berusia 11 tahun, Trevor. Bocah kecil ini hidup bersama ibunya, Arlene, seorang pemabuk dan single parent.

Kisah film tersebut berawal pada saat seorang guru ilmu sosial di sekolah Trevor memberikan sebuah tugas. Sang guru, Mr. Simonet, meminta para murid memikirkan sebuah ide yang dapat mengubah dunia. Para murid juga diminta untuk mewujudkan idenya ke dalam tindakan nyata.

Pada saat itulah Trevor mencetuskan ide Pay It Forward atau bayar dimuka. Inti dari ide Trevor adalah ia hanya perlu menolong tiga orang. Pertolongan itu harus dalam bentuk yang nyata dan tidak bisa dilakukan oleh orang yang akan ditolong itu. Setiap orang yang telah ditolong harus menolong tiga orang lain, begitu seterusnya.

Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah seorang pemuda gembel pecandu narkoba bernama Jerry, Mr. Simonet yang masih hidup membujang, dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal bernama Adam

Trevor melihat bahwa Ibunya sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan ibunya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada dirumah mereka, Trevor juga mengatur rencana supaya ibunya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor, Mr Simonet yang memberinya tugas itu.

Ide Trevor mulai berjalan. Jerry dibantu oleh Trevor dengan cara membelikan baju, sepatu dan perlengkapan lain untuk modal bekerja serta meyadarkannya agar tidak terlibat narkoba. Uang itu diambil dari tabungan Trevor. Ketika Jerry berucap tarima casi kepada Trevor, maka Treveor hanya menjawab ‘Pay It Forward”.

Jerry kemudian membantu memperbaiki mobil Ibunya Trevor yang rusak tanpa diminta. Sang ibu melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang Ibu mengucapkan terima kasih, Trevor menjawab "Pay It Forward”

Ibu Trevor yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan diantara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, dan dibalas dengan ucapan: "Pay It Forward"

Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar polisi untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika pemuda itu sudah aman, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek menjawab dengan kata-kata : "Pay It Forward".

Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, dan dijawab oleh pemuda itu dengan ucapan : "Pay It Forward"

Ayah si gadis kecil yang ternyata konglomerat terkesan dengan kebaikan si pemuda. Orang kaya itupun terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya mogok pada saat sedang meliput suatu acara. Saat si wartawan berterima kasih karena mendapat rezeki nomplok berupa mobil Jaguar, ayah si gadis menjawab: "Pay It Forward"

Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis bertekad untuk mencari tau dari mana asal muasalnya istilah "Pay It Forward" tersebut. Naluri Jurnalistiknya mendorong dia menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrian nomor rumah sakit, nenek yang memberikan melindungi pemuda, Ibunya Trevor yang memaafkan nenek Trevor, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut. Dengan bantuan sang wartawan, Trevorpun muncul di televisi.

Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya, Adam, yang selalu diganggu oleh para berandalan. Selesai pemakaman Trevor, betapa terkejutnya sang ibu melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan kepada orang lain.

Menurut saya, walau Trevor meninggal dalam usia yang sangat muda. Itu jauh lebih baik dibandingkan dengan orang tua yang meninggal namun tidak meninggalkan inspirasi apa-apa. Trevor memang pergi terlalu cepat namun ia telah mampu menginspirasi banyak orang dan mampu membuat perubahan yang berarti.

Dengan kondisi Indonesia yang sedang carut marut, angka kemiskinan yang meningkat, pengangguran yang tak pernah berkurang, orang-orang yang bingung memasukan anaknya untuk sekolah karena biaya yang melangit bahkan di beberapa daerah ada yang terkena busung lapar, Gerakan Pay It Forward menurut saya salah saru alternatif yang bisa ditawarkan.

Lakukan gerakan “Pay It Forward” dimulai dari Anda sekarang juga. Hasilnya? Biarkan puluhan ribu orang, karangan bunga, dan generasi berikutnya mengenang Anda ketika nanti saatnya tiba. Dan yang paling penting, Tuhan-pun bangga dengan Anda.

Salam Sukses Mulia

Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia.
Penulis buku Kubik Leadership dan buku Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia


Kamis, Juni 05, 2008

UMKM yang selalu terjepit

Elastis, fleksibel, adaptif. Itulah karakter pengusaha mikro, kecil, dan menengah. Berbagai kiat diterapkan, umumnya dilakukan secara diam-diam, tanpa jeritan.

Diam-diam karena mereka tidak memiliki kekuatan menawar, apalagi kekuatan politik, untuk menekan penentu kebijalan. Berapa kali dalam setahun pelaku UMKM mendapat kesempatan untuk didengarkan pendapatnya sebelum pemerintah mengambil kebijakan? Atau dengar pendapat di parlemen yang melibatkan UMKM? Padahal, populasi yang begitu banyak mestinya mewujud dalam keterwakilan kepentingan.

Menurut data Badan Pusat Statistik, usha skala besar di seluruh Indonesia berjumlah 44.038 unit, usaha menengah 152.789 unit, usaha kecil 3,6 juta unit. Usaha mikro lebih dhsyat lagi karena berjumlah 19 juta unit. Masih ada 12.532 unit usaha yang tidak teridentifikasi.

Dari sisi jumlah UMKM sekitar 22,7 juta unit, betapa dahsyat kekuatan katup penyelamat ekonomi rakyat itu. Dengan asumsi setiap unit usaha mempekerjakan dan menghidupi rata-rata lima orang, UMKM memberi hampir separuh dari total penduduk kehidupan. Mereka tidak berteriak meminta fasilitas, kecuali penyesuaian agar bisa keluar dari kesumpekan dampak kebijakan yang sering kali tidak cermat penghitungannya.

Sejak tahun 2005 harga BBM sudah naik tiga kali. Kenaikan itu otomatis mendorong peningkatan harga bahan baku, onkos transportasi, biaya listrik, dan tenaga kerja. Sementara harga yang mesti dibayar meningkat, daya beli konsumen justru melemah. UMKM memotong margin keuntungan yang memang sudah tipis. Banyak yang bangkrut, tetapi lebih banyak yang bertahan dengan berbagai kiat.

Pasca kenaikan harga BBM Mei lalu, serentak harga kebutuhan lain pun berlompatan naik. Selain harga naik, distribusi BBM juga tidak lancar. Seperti kita lihat dalam siaran televisi antrean terjadi, pemburuan BBM terlihat dimana-mana. Silih berganti peristiwa dan kebijakan menghantam UMKM. Setelah harga BBM naik, minyak tanah tetap susah dicari, gas menghilang, harganya seolah tak tertahankan.

Padahal, ketersediaan BBM dalam jumlah cukup seharusnya menjadi konpensasi bagi mereka. Kompensasi itu pun belum terlihat, kesulitan dunia usaha diwarnai pula pemadaman listrik dengan durasi yang kian panjang akibat amburadulnya manajemen kelistrikan. Sebuah perusahaan di Purbalingga, misalnya, terpaksa menyalakan lilin untuk penerangan saat mengerjakan order.

Kendati elastis, fleksibel, dan adaftif, tidak berarti mereka harus selalu "ditinggalkan" dalam setiap kebijakan. Pemarjinalan UMKM harus dihentikan. Susahnya UMKM, sulitnya kehidupan rakyat.

Apalgi, kekeringan kini melanda sejumlah daerah. Hendaknya tidak dilihat sebagai peristiwa rutin. Faktanya, ada sekian banyak orang yang kehilangan hasil ditengah melorotnya daya beli dan meningkatnya harga kebutuhan pokok, seolah tak terkendalikan.


Salam sukses,


Junaedi

#sumber: KOMPAS (04 Juni 2008)

Jumat, Mei 30, 2008

Bangkit itu...
























Bangkit itu Takut…
Takut korupsi
Takut makan yang bukan haknya

Bangkit itu Mencuri!
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi…

Bangkit itu MARAH!
MARAH!!! Bila martabat bangsa dilecehkan!

Bangkit itu malu…
Malu jadi benalu
Malu karena minta melulu

Bangkit itu… Tidak ada!
Tidak ada kata menyerah!
Tidak ada kata putus asa!

Bangkit itu… AKU!
Untuk Indonesiaku

oleh : Deddy Mizwar

Jumat, April 25, 2008

Dibuka Kesempatan Menajdi Retailer Pulsa Elektrik

Dengan bangga kami membuka pendaftaran retailer pulsa elektri satu chips untuk semua operator. Pendaftaran tidak dipungut biaya alias "GRATIIIIISSSSSSS", buruan daftar mumpung masih gratis.

Deposit awal minimal Rp 100.000,- dan tidak hangus, bisa untuk diri sendiri atau lebih untung dijual kembali ke teman di kantor atau tetangga di sekitar rumah.

Insya Allah harga sangat bersaing untuk bertarung di pasaran karena kami menggunakan harga distributor.

Jika ada pertanyaan silahkan hubungi saya, insya Allah saya bantu.

Salam sukses,


Junaedi
http://zunaedi.blogspot.com
http://maxi-phone.blogspot.com

Rabu, Januari 23, 2008

MEMULAI BISNIS PULSA ELEKTRIK...

Berikut saya share pengalaman pribadi... he he he diawal menjalankan bisnis voucher elektrik sampai sekarang dan alhamdulillah ada kemajuan yang sangat fuantastik.

Ini kisahnya :

Salam Fuantastic pak Jimmy... ini pengalaman saya -+
setahun yang lalu waktu saya start awal bisnis voucher
elektrik dan voucher fisisk dan turunannya.

Voucher Elektrik:
Waktu itu setahun ayang lalu saya melakukan survey
kecil-kecilan disekitar tempat tinggal, saya menganalisa bahwa dalam stu RT terdiri dari -+ 60 KK jika dalam satu KK terdiri dari 4 orang dan yang memiliki HP katakan 3 orang dlm satu keluarga kemudian
di dikalikan 60 KK maka akan ketemu angka 180. Jadi dalam satu RT yang memiliki HP adalah 180 orang
kemudian dikalikan satu RW yaitu kali 4 RT (satu RW terdiri 4 RT) maka disini ketemu angka 720, jadi yang
memiliki HP dalam satu RW adalah 720 orang itu belum termasuk jika yang memiliki 2 atau 3 hp satu orangnya.
Nah dari angka tersebut saya ambil 10%nya yang mengisi voucher elektrik di tempat saya maka setiap harinya
akan ada 72 transaksi (bisa kurang/bisa lebih). Maka dari survey kecil-kecilan tersebut saya memberanikan
diri untuk terjun di bisnis ini dan alhamdulillah sekarang dah punya dua counter pengisian voucher elektrik dan fidik.

Voucher Fisik:
Untuk voucher fisiknya waktu itu saya mengamati dulu permintaan dari konsumen, apa maunya konsumen dan jenis voucher apa yang sering mereka pakai. Baru setelah diketahui apa kemauan konsumen baru saya sediakan voucher fisiknya itupun masih dalam jumlah kecil dan alahamdulillah sekarang semua jenis dan nominal saya sediakan dan ternyata sambutannya sangat luar biasa.

Accessories:
Kasusnya hampir sama dengan dengan voucher fisisk. Accessories saya adakan setelah ada permintaan dari konsumen dan permintaan itu saya catan dan saya sortir apa-apa saja yang paling banyak dibutuhkan oleh konsumen dan ini pun ternyata sangat memberikan keuntungan yang sangat lumayan bagus disamping sebagai penghias konter juga menarik perhatian konsumen agar mampir ke konter.

Tips dan Trik:
Untuk memulai/start awal bisnis voucher elektrik lebih baik menggunakan satu chips intuk semua operator, cari layanan yang menyediakan modal kecil dan transaksinya jarang problem/gangguan. Caranya tanya sama teman atau yang sudah lebih dulu bergerak dibidang ini.

Kenapa satu chips untuk semua operator?
Ini adalah untuk meminimalkan resiko dibisnis voucher elektrik dan untuk menghemat biaya/modal, coba Anda
bayangkan berapa HP yang hrs disediakan dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian hp dan kartu/chipsnya. Terbayangkan. ... sangat lumayan besar, daripada untuk beli hp lebih baik dialihkan untuk keperluan yang lain (beli V. Fisisk, accessories dll).

Investasi awal :

Untuk investasi kami mebagi beberapa bagian :

- Menjadi Reatailer/agen biaya investasinya cukup dengan Rp 250.000,- (diluar hp dan chips).
Rinciannya : Rp 200.000,- adalah deposit pulsa dan Rp 50.000,- sebagai administrasi (seumur hidup). Untuk penambahan deposit minimal Rp 200.000,-
- Menjadi Dealer biaya investasinya Rp 1.500.000,- (diluar hp dan chips)
Rinciannya : Rp. 1.000.000,- sebagi deposit pulsa dan Rp 500.000,- sebagai administrasi (seumur hidup). Untuk penambahan deposit minimal Rp 1.000.000,-

KEUNTUNGAN DEALER

• Dealer dapat mendaftarkan Retailer/Agen.
• Dealer dapat mentransfer Deposit ke Retailer/Agen.
• Dealer akan mendapatkan Refund sampai dengan Rp 500,-/Transaksi (dari seluruh Retailer/Agen dibawahnya).
• Bonus Refund akan diberikan pada Minggu ke-2 setiap bulannya.
• Untuk keterangan lebih lengkap klik http://www.maxi-phone.com
• Untuk promote ke luar kota bahkan seluruh indonesia yang terjangkau dengan sinyal handphone itu bisa dilakukan dan tanpa batas.

Sekian sharing dr saya jika ada kata yang krg berkenan mohon maaf.

Salam entrepreneur,

Junaedi
http://maxi-phone.blogspot.com
HP : 081807113964 / 081574146464

Pinggiran Kota dan Daerah Peluangnya Masih Terbuka Lebar

Berbicara tentang telekomunikasi itu ada dua, yaitu; Sambungan Telepon Tetap atau "Fixed Line" dan Sambunagan Telepon Bergerak Selular atau "Mobile Cellular". Dari teknologo "Mobile Cellular" terbagi menjadi Seluler Tetap atau "Fixed Cellular". Khusus bisnis telekomunikasi secara umum akan terus dibutuhkan dan terus berkembang, karena manusia membutuhkan komunikasi sebagai bagian kehidupannya didunia, sepeti makan, minum dan perhatian. Dewasa ini bisnis telekomunikasi selulerlah yang sedang tren diseluruh dunia, karena selain tuntutan kebutuhan masyarakat berkomunikasi juga teknologi telekomunikasi seluler berkembang sangat pesat.

Prospek dan peluang bisnisnya, tidak saja bagi industri telekomunikasi saja yang berkembang seperti; Operator di Indonesia (Telkomsel, Indosat, Exelkomindo, Bakrie Telekom, Telkom, Mobile-8, Lippo Telekom, Hutchison Telekom), para vendor dunia (Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorola, LG, BenQ-siemens, Panasonic, Philips, Alkatel dll), juga industri aksesoris, Content Provider & Aplication, serta unuknya masyarakat kecilpun juga bisa turut berusaha di dunia telekomunikasi seluler ini, seperti membuka konter voucher pulsa (elektronik & fisik) yang dilengkapi dengan aksesoris dan "spare part" posel; membuka kios ponsel baru maupun "second"; membuka konter servis ponsel.

Disamping itu jasa pendukung bisnis telekomunikasi seleulerpun juga tumbuh seperti lembaga pelatihan teknik servis ponsel; jasa spanduk, percetakan brosur dll. Dari segi sistem teknologi telekomunikasi seluler selain GSM & CDMA telah hadir layanan 3G (video call, TV live streaming, video on demand dan high speed access for internet browsing & data download) dan dikemudian hari 4G dan seterusnya. Fasilitas layanan opertaor pun terus berkembang seperti CSD (circuit swtched data) GPRS (global packet radio service), EDGE (enchanced data-rate GSM evolution) WiFi (wireless fidelity) dan fitur ponsel para vendorpun terus memikat masyarakat.

Sumber: Tabloid "PELUANG USAHA" No. 04 THN 2 1 06 - 19 NOVEMBER 2006
Sudanang Dananjaya, Pengamat Bisnis Seluler dari LPTTI

Bersambung...

Salam sukses,


Junaedi
http://maxi-phone.blogspot.com