Kamis, Januari 27, 2011

KAYA RAYA dari BISNIS SAMPINGAN


  • Kaya adalah kuasa.  Dengan kekayaan anda dapat melakukan banyak hal.  Sebaliknya miskin adalah beban.  Kemiskinan adalah pembatas anda untuk melakukan apa yang anda sukai.  Ali bin Abi Thalib, mengatakan bahwa kemiskinan itu ada di tepi jurang kekafiran (mendustakan Tuhan).

Bisnis Sampingan

1. Bisnis sampingan dimiliki oleh satu atau beberapa orang karyawan.  Selain itu, bisa juga ada pemilik bisnisnya yang bukan karyawan.  Misalnya satu bisnis dimiliki oleh 5 orang.  Tiga orang diantara mereka adalah karyawan di instansi / perusahaan lain.  Satu orang fokus menangani bisnis tersebut.  Satu orang lagi hanya setor modal.
2. Bila pemilik bisnis sampingan semuanya karyawan di instansi / perusahaan lain, maka bisnis sampingan tersebut harus dijalankan oleh orang lain (karyawan: direktur, manager, dsb).
3. Bisnis sampingan beda dengan pekerjaan sampingan.  Bisnis sampingan dikerjakan oleh orang lain.  Sedang pekerjaan sampingan dikerjakan oleh kita juga.
4. Tugas utama pemilik bisnis sampingan adalah mengambil keputusan-keputusan penting dan membuat sistem (aturan, petunjuk, standar, dsb) untuk bisnis sampingannya.
5. Bisnis sampingan harus dijalankan tanpa mencuri apapun (waktu, sumberdaya, jaringan, channel, pulsa telepon, energi, dsb) dari instansi / perusahaan tempat anda bekerja.
6. Meski ia sampingan, tapi bisnis ini harus dijalankan dengan serius.  Bukan sekedar mengisi waktu, ikut tren, tambah aktivitas, dsb.
7. Bisnis sampingan dibangun untuk dibesarkan.
8. Bisnis sampingan harus menguntungkan (memberi tambahan penghasilan) untuk anda.
9. Bisnis sampingan dimulai dengan sebuah transparansi kepada perusahaan tempat anda bekerja baik pada atasan, bawahan atau mitra kerja.  Jangan sembunyi-sembunyi.

Kenapa Anda Mesti Berbisnis Sampingan?

Ada karyawan berpikir : “Hidup saya sudah mapan.  Penghasilan saya cukup.  Untuk apa lagi saya berbisnis sampingan?  Bikin pusing aja”.
Ada juga karyawan yang berpendapat : “Sudah bekerja keras begini saja, penghasilan kurang terus.  Mana bisa berbisnis sampingan?  Nggak ada modal.  Nggak ada waktu”

Karyawan lain berkeinginan : “Pengen banget punya bisnis sampingan.  Tapi kalau gagal gimana?”
Nah, pendapat anda yang bekerja sebagai karyawan tentang bisnis pasti macam-macam.  Ada yang menganggap tak perlu.  Ada yang menganggap tak mungkin.  Ada yang ingin punya bisnis tapi merasa takut dan khawatir.  Atau ada yang pernah mencoba dan gagal, lalu kapok dengan bisnis.  Sebaliknya, mungkin ada yang mencoba dan sukses sampai sekarang.  Dan, mungkin ada yang tak berpikir sama sekali tentang bisnis.

Sebetulnya, bagi karyawan sangat penting untuk berpikir tentang bisnis.  Memutuskan untuk berbisnis.  Berlatih untuk mulai berbisnis dan berjuang membesarkan bisnisnya.  Tanpa mesti keluar dari pekerjaan yang sedang digeluti sekarang. 

Maka membuka pikiran akan bisnis menjadi prasyarat utama.  Jangan menilai dan memutuskan bisnis itu tak bagus, untuk anda, padahal anda belum cukup tahu tentang bisnis.  Toh, membuka pikiran atas hal-hal baru pasti ada manfaatnya.  Dan bukan tidak mungkin hal-hal baru tersebut justru bisa meningkatkan kualitas hidup anda dan memampukan anda untuk mewujudkan hal-hal yang anda dan keluarga anda inginkan.
Maka ada banyak alasan kenapa karyawan harus punya bisnis sampingan.  Mari kita urai satu per satu.
1. Anda telah punya gaji untuk biaya hidup
Ada orang yang mulai berbisnis dari nol.  Benar-benar nol.  Artinya tanpa punya penghasilan.  Pengangguran.  Maka mereka harus berbisnis untuk dua hal.  Pertama, memenuhi kebutuhan biaya hidup sehari-hari. Kedua, mengembangkan bisnis itu sendiri.  Akibatnya, banyak yang berhasil untuk yang pertama, tapi gagal untuk yang kedua.  Bisnisnya begitu-begitu aja.
Nah, untuk anda yang karyawan, anda pasti sekarang ini telah memiliki gaji.  Jadi biaya hidup sehari-hari telah ada sumber pemenuhannya.  Meski memang bervariasi.  Ada yang cukup, berlebih atau kekurangan.  Nah, satu sumber penghasilan ini, telah menjadi sebuah keuntungan, kan?

2.   Anda telah terbiasa bekerja
Selama ini anda telah bekerja.  Berarti anda telah punya budaya kerja.   Kebiasaan kerja anda telah terbentuk.  Maka anda telah terbiasa mentaati aturan.  Disiplin.  Mencapai target kerja.  Fokus pada pekerjaan.  Mengasah keterampilan.  Punya jaringan luas.  Dan sebagainya.  Nah, semua hal ini keuntungan anda.  Bedanya, bila selama ini kehebatan-kehebatan anda tersebut diarahkan hanya untuk tempat kerja, maka sekarang anda arahkan untuk membangun bisnis anda juga.  Memang ada kemungkinan fokus anda terganggu.  Tapi dengan cepat anda akan bisa menyesuaikan kondisi baru ini, tanpa ada yang dirugikan.
3. Anda memiliki keterampilan
Pekerjaan anda sekarang didapat karena anda telah memiliki keterampilan tertentu.  Nah, keterampilan ini akan sangat berguna dalam membangun bisnis anda.  Anda bisa membangun bisnis yang basisnya adalah keterampilan anda tersebut.  Anda pasti pernah tahu ada orang yang bisnis rumah makannya sukses karena tadinya ia koki di sebuah restoran.  Maka penambahan keberanian dan keputusan untuk berbisnis pada keterampilannya membuatnya sukses.
Maka sudah saatnya, keterampilan anda memberikan manfaat optimal bagi anda dengan membangun bisnis sampingan.
4. Anda Lebih Mudah dapat Modal Bisnis
Karyawan, karena mempunyai penghasilan tetap, dinilai memiliki kemampuan bayar pinjaman oleh bank.  Maka sumber permodalan dari bank menjadi lebih mudah didapat.
Ada seorang yang saya kenal.  Ia mempunyai beberapa bisnis sampingan.   Toko bahan bangunan, sekolah, dan sebagainya.  Ketika ditanya kenapa ia tak berhenti saja dari pekerjaannya, ia menjawab : “Nanti dulu.  Karena saya karyawan, bank lebih percaya sama saya itu”
5. Anda Ingin jadi Bos
Sekarang ini, anda mungkin merasa (dan terbukti) lebih hebat dari bos anda sekarang.  Anda sudah layak menjadi bos.  Tapi karena anda berada di perusahaan punya orang lain, anda harus tunduk pada peraturan dan keputusan perusahaan.  Karenanya, mungkin selamanya anda tak pernah bisa jadi bos.  Nah, memiliki bisnis sampingan adalah langkah awal untuk wujudkan keinginan anda.
6. Anda butuh menambah penghasilan
Apakah sekarang ini gaji anda setiap bulan tidak cukup?  Maka memiliki bisnis sampingan  bisa menjadi solusi.  Bisnis yang sesuai dengan kondisi anda.  Bisnis yang tidak mempengaruhi pekerjaan anda sekarang.  Bisnis yang bisa dibesarkan.  Bisnis yang orang lain bisa menjalankannya untuk anda.  Bisnis yang bisa memberikan tambahan penghasilan sekaligus tumpuan di masa depan.
7. Biaya hidup makin meningkat
Sekarang ini, kondisi ekonomi bisa berubah sewaktu-waktu.  Kebijakan pemerintah untuk mengurangi atau meniadakan subsidi membuat harga berbagai kebutuhan sehari-hari naik.  Sementara gaji anda relatif tidak naik.  Bila ini terjadi terus menerus, maka hidup anda akan makin sulit.  Masih ingat ketika beberapa tahun lalu harga BBM naik?  Apa yang terjadi dengan daya beli anda dan keluarga?  Apakah harus lebih berhemat?  Nah, sampai kapan berhemat itu bisa terus dilakukan?
Bisnis sampingan memungkinkan anda untuk mendapat penghasilan tambahan.  Lebih jauh dari itu. Bisnis sampingan bisa membuat anda kaya raya.
8. Anda akan pensiun
Suatu saat nanti, anda akan pensiun.  Berhenti bekerja.  Memang anda akan dapat uang pesangon.  Anda yang pegawai negeri akan dapat uang pensiun.  Kira-kira cukupkah uang pesangon dan uang pensiun itu untuk memenuhi kebutuhan hidup anda sehari-hari?  Kemungkinan besar tidak cukup itu.  Memang, ketika anda pensiun, biaya hidup bisa turun, tapi bagaimana dengan biaya kesehatan?
Anda mungkin berpikir, anda bisa andalkan anak-anak anda.  Ah,… realistis saja.  Anak-anak anda mungkin anak-anak yang berbakti pada anda, tapi bukankah mereka juga sedang berjuang untuk memapankan kondisi keuangan mereka dan keluarga mereka juga?  Kembali, bisnis sampingan bisa jadi andalan anda.
9. Kalau anda kena PHK bagaimana?
Gelombang PHK terjadi dimana-mana.  Mungkin anda sekarang tidak kena.  Tapi apakah ada jaminan di masa depan anda tidak kena PHK?  Berat menjawabnya bukan?  Nah, mumpung PHK itu masih jauh, anda harus menyiapkan diri.  Untuk jaga-jaga.  Persiapan yang penting sekali nilainya.  Terutama pada saat anda membutuhkan sumber penghasilan.
Jadi, bila anda kena PHK, anda tak akan bingung.  Anda toh sudah punya bisnis.  Biaya hidup anda sudah tertolong oleh adanya bisnis sampingan ini.  Kita semua berdoa anda tak kena PHK.  Siapa orangnya yang mau di-PHK?  Tapi sekali lagi, bila anda punya bisnis sampingan, kondisi anda pasti tak seburuk rekan kerja anda yang tak punya bisnis sampingan.  Iya, kan?
10. Karena anda orang baik dan peduli
Anda orang baik dan peduli.  Anda pasti merasa tersentuh melihat banyak saudara-saudara, tetangga, teman, dan kenalan yang mungkin tak punya pekerjaan.  Kehidupan mereka susah.  Mungkin, ada juga yang anak-anaknya tak bisa sekolah.  Atau ada yang terpaksa harus lakukan pekerjaan haram.
Kondisi ini tak bisa dibiarkan.  Sebenarnya, anda juga punya tanggung jawab sosial untuk atasi masalah ini.  Maka memiliki bisnis sampingan adalah solusi hebatnya.  Bisnis itu bisa beri banyak manfaat untuk anda.  Juga bisa tolong mereka yang susah tersebut.
Nah, itu beberapa alasan kenapa anda harus berbisnis sampingan.  Dengan manfaat yang sedemikian banyak, maka ambil keputusan segera untuk miliki bisnis sampingan.  Jangan menunda-nunda sesuatu yang sudah jelas baik dan banyak manfaatnya.  Penundaan atas hal-hal penting hanya akan membawa anda pada satu hal : penyesalan dan masalah besar.

Kenapa tidak  membangun bisnis sampingan?
Berbagai keuntungan dan manfaat bisa kita dapat dari bisnis sampingan.  Tapi kenapa banyak orang yang telah mengetahuinya tetap tak mulainya?  Karena masih ada penghalang.  Berbentuk keraguan.  Kekhawatiran.  Ketakutan.  Ketidakpastian.  Maka sangat penting untuk anda mengetahui penghalang anda itu.  Lalu mencari dan melakukan solusinya.  Maka manfaat dari bisnis sampingannya akan didapat.
Sama seperti kita naik mobil dari Jakarta ke Bogor.  Di Bogor, banyak hal penting yang harus kita lakukan.  Banyak manfaat yang ingin kita raih di sana.  Tapi ternyata, ada sebatang pohon besar yang rubuh dan menghalangi jalan.  Sementara, cuma itu satu-satunya jalan.  Nah, apa yang akan kita lakukan?
Maka pilihan terbaik adalah menyingkirkan halangan tersebut.  Pohonnya bisa digeser ke pinggir jalan sehingga mobil kita bisa lewat.  Atau pohonnya dipotong-potong.  Dan sebagainya.  Pokoknya, pohon itu disingkirkan.  Maka kita bisa melaju lagi menuju Bogor.
Bagaimana bila kemudian ada lubang-lubang?  Kita kendalikan mobil untuk tidak terjerumus ke lubang.  Kita pilih lalui lubang kecil agar bisa hindari lubang besar.  Bagaimana bila lubang besarnya tak bisa dihindari?  Maka mobil kita arahkan masuk lubang besar itu.  Perlahan-lahan agar mobil tak rusak.
Nah, dalam bisnis banyak lubang.  Lubang itu bentuknya masalah dan resiko.  Ada resiko dan masalah kecil.  Ada resiko dan masalah besar.  Maka hadapi resiko dan masalah besar dan kecil itu butuhkan keyakinan dan keterampilan.  Buku ini akan sangat bantu anda untuk menguatkan keyakinan dan menajamkan keterampilan.  Hasilnya?  Anda bisa lalui berbagai resiko dan dapatkan peluang.  Anda dapat selesaikan masalah dan dapatkan pelajaran.
Berikut ini beberapa alasan kenapa seorang karyawan tak membangun bisnis :
1. Merasa telah Mapan
Anda merasa telah mapan.  Gaji anda besar.  Setiap bulan bisa menabung.  Gaya hidup anda pun nyaman.  Semua kebutuhan dan keinginan telah terpenuhi dengan cukup.  Jadi untuk apa repot-repot berbisnis?  Mungkin itulah sikap anda.
Bila keadaan anda telah mapan, maka pertanyaannya, sampai kapan?   Bila anda sudah tak bekerja lagi (pensiun atau kena PHK) apakah kemapanan dan kenyamanan anda akan bisa terus anda nikmati?
Hidup mapan sesungguhnya adalah kondisi terbaik untuk memulai bisnis.  Toh, hidup anda sudah cukup.  Biaya hidup sehari-hari terpenuhi.  Bahkan anda bisa nabung.  Bukankah jadi sangat rasional dan masuk akal bila anda justru mulai bisnis sampingan untuk  antisipasi hal-hal yang tak diinginkan?
2. Tak Punya Waktu
“Pekerjaan saya sangat menyita waktu.  Bagaimana bisa bisnis sampingan?”  Nah, pikiran ini lah justru penghalangnya.  Bisnis sampingan kan bukan anda yang lakukan secara teknis sehari-hari.  Karyawan anda yang lakukan itu.  Anda bertugas ambil keputusan-keputusan penting.  Dan itu sangat tidak menyita waktu.  Ingat, anda sedang bangun bisnis sampingan.  Bukan pekerjaan sampingan.
3. Terlalu Fokus Kerja, tak Terpikirkan.
Karena fokus kerja, peluang bisnis sampingan memang tertutup.  Nah, sekarang saatnya anda mulai pikirkan kelayakan yang lebih untuk anda dan keluarga.  Memang, bila tak pikirkan, potensi besar akan kurang beri manfaat.  Maka mulai buka pikiran akan bisnis sampingan.  Buka berbagai kemungkinannya.  Pelajari pula berbagai resiko dan masalahnya.  Termasuk resiko dan masalah bila anda tak memulainya dari sekarang.
4. Peraturan Perusahaan tak Bolehkan.
Peraturan perusahaan tak bolehkan?  Benar kah?  Di sinilah letak pentingnya  anda bekerja sama dengan orang lain.  Perusahaan tentu tak bolehkan karyawannya gunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi.  Maka gunakan lah waktu orang lain.  Cari dan dapatkan orang kepercayaan untuk menjalankan bisnis sampingan anda.  Sulit?  Tentu saja sulit.  Memangnya jaman sekarang, apa yang tidak sulit.  Tapi yakin, anda akan bisa atasi berbagai kesulitan itu.  Maka anda akan mengalami sebuah pengalaman puncak (peak experience).  Ingat saja : kesenangan besar didapat karena anda atasi kesulitan besar.  Bukan menghindarinya.  Hadapi.  Atasi.
5. Takut Gagal / Rugi
Ketakutan atas sesuatu yang asing, tak biasa dilakukan, wajar saja.  Tapi kalau  anda putuskan mundur, wah….rugi anda.  Kenapa?  Karena sebenarnya anda punya kesempatan untuk atasi ketakutan itu.  Dan karena anda akan kehilangan kesempatan emas.  Iya kan?
Buku ini akan terangkan sumber ketakutan anda itu.  Juga cara mengatasinya.  Asyik kan?
6. Pernah Gagal
Atau anda pernah coba berbisnis dan gagal?  Lalu kegagalan itu menghantui anda?  Membuat anda takut gagal lagi?  Memang gagal itu menyakitkan.  Nah, yang banyak orang tak tahu adalah : Kegagalan itu bukan hanya menyakitkan, tapi juga (bisa) menguatkan.  Maka ambillah kekuatan dari kegagalan.  Bukankah anda menjadi rugi dua kali bila sudah gagal jadi lemah pula.  Salah satu faktor kenapa orang jadi sukses adalah karena mereka menjadi lebih kuat, lebih cerdas, lebih bijak, lebih sabar, lebih terampil setelah gagal.  Maka, bila selama ini kegagalan melemahkan anda, maka sekarang lah saatnya untuk ambil manfaat darinya.  Ambil keuntungan dari kegagalan.  Maka anda tetap tidak suka akan gagal, tapi sekarang, anda siap menghadapinya.
7. Tak punya ilmu / keterampilan bisnis
Bisnis memang beda dengan kerja sebagai karyawan.  Menjadi karyawan butuh satu keterampilan khusus.  Bila anda ahli keuangan, ya sudah cukup.  Tak perlu jadi ahli marketing.  Dalam bisnis, anda butuh beberapa keahlian.  Terutama keuangan.  Marketing.  Produksi.  Kepemimpinan.
Keterampilan-keterampilan itu bisa dipelajari dan dikuasai.  Prosesnya juga sesuai dengan kondisi anda.  Nah, bisnis yang anda bangun adalah lahan yang paling pas untuk belajar dan mempraktekkan keterampilan tersebut.  Belajar dari buku, seminar, training, bertanya pada ahlinya, mentor, internet dan sebagainya pun bisa dilakukan.  Jadi, karena sumber keterampilannya banyak, maka  sebenarnya tak beralasan bila masalah ilmu / keterampilan ini jadi hentikan niat mulia anda bangun bisnis sampingan.
8. Tak Punya Pembimbing
Guru saya mengatakan : “Ketika murid siap belajar, guru akan berdatangan”.  Kenapa bisa begitu?  Ya, karena murid yang siap belajar pasti akan mencari guru.  Dalam bisnis, guru / pembimbing penting.  Mereka adalah orang-orang baik yang siap ajari kita.  Kegagalan dan kesuksesan  mereka di masa lalu penting sebagai pelajaran.  Karena kita tak senang dan akan rugi kalau gagal, maka bila ada orang lain yang telah alami kegagalan itu, maka kita tinggal belajar darinya.
Saya membangun bisnis budidaya lele Sangkuriang dibimbing oleh Pak Nasrudin.  Beliau telah lama bergelut di lele.  Detail-detail ilmu lele beliau paham.  Maka ketika saya belajar pada beliau, bisnis saya relatif lancar.  Berbagai masalah bisa diatasi.  Beliau bahkan siap membantu saya di sisi teknis produksi.  Juga di sisi pemasaran dan berbagai sisi bisnis lele lainnya.
Saya menyebut hal ini sebagai “melipat waktu”.  Kenapa?  Karena saya bisa belajar banyak dengan sangat cepat, biayanya relatif kecil, dan kegagalan yang juga kecil.
9. Merasa tak Berbakat
Ada pandangan bahwa bisnis harus ada bakat.  Pandangan ini menurut saya benar.  Dengan ada bakat, maka bisnis bisa dipelajari dan dijalankan dengan baik.  Hal yang banyak orang tidak tahu atau ragu adalah bahwa semua orang sebenarnya punya bakat bisnis. Saya bahkan yakin, semua orang sebenarnya punya bakat untuk jadi apapun.  Bagaimana dengan anda?
10. Tak Punya Modal
Bisnis butuh modal? Tentu saja.  Sebesar atau sekecil apapun modal yang dibutuhkan.  Tinggal bagaimana kondisi kita.  Bila kita mungkin untuk memulai bisnis dengan modal, ya silakan mulai.  Bagaimana bila tak punya modal?  Maka jangan mulai segala sesuatu dari hal yang kita tak punya.  Bila kita tak punya modal, lalu mensyaratkan mulai bisnis harus punya modal dulu, maka kapan mulainya?  Ini kekeliruan banyak orang.  Memulai sesuatu dari yang tak ada.
Maka guru saya, Pak Wahyu Saidi mengajarkan : “Mulai lah dari yang ada”.  Yang ada apa?  Keinginan?  Mulai saja.  Bila tak punya modal, silakan jadi marketer bagi bisnis orang lain dulu.  Agen penjual ikan lele saya, Pak Hari, bisa punya bisnis tanpa modal.  Ia membeli lele saya dengan pembayaran tempo satu atau dua hari.  Lho, koq tempo? Iya, karena ia harus menjual lele itu ke pasar dulu.  Terjual, baru bisa bayar saya.  Pake modal?  Relatif tidak kan?

Buat Keputusan Tegas untuk Kaya Raya
“Keinginan tanpa keputusan, angan-angan”
“Keputusan tanpa tindakan, kesia-siaan”
Salam sukses,
Junaedi


Kamis, Desember 04, 2008

Reflection...

Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan, tetapi kita harus mengail untuk mendapatkannya. Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kamu tidak akan pernah mulai.

Mulailah sekarang... mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya. Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan, tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan. Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya. Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah ... hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga. Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya. Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya. Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain... tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu. Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah. Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kamu bila melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar, orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat. Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta. Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah. Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu.... tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan. Bila Kamu mengisi hati kamu... dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri. Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.

Salam sukses,

Junaedi
http://www.maximart.co.cc

Sumber: NN

Rabu, Desember 03, 2008

TDA Biz Conference (31/10/2008)

Fatimah T.Z.
Assalamu'alaikum. Saya Fatimah dari jakarta, masih TDB baru mulai merintis plazaanak.com. Salam kenal buat semua.

bujangbogor
Wah rame banget ya. Dah gak sabar nih nunggu sharing dari Bu Yulia. Terakhir ketemu beliau di seminar Quadran Empat, entah tahun kapan. Saya lihat cikal bakal moz5 di jl. margonda waktu kuliah di UI tahun 90an akhir.

jonrusaja
Assallamualaikum. Selamat siang teman - teman sekalian. Maaf bila telat, karena YM kita pada error. Sebelumnya, saya sampaikan dulu aturannya. Moderator pakai teks merah, nara sumber pakai teks biru, peserta pakai teks hitam. Pada sesi pertama, kita dengarkan dulu penyampaian materi dari nara sumber, mohon jangan ada yang menyela ketika penyampaian materi. Setelah itu ada sesi dialog. Pada sesi ini, peserta yang hendak bertanya dipersilahkan mengetik tanda ? dan baru diperbolehkan bertanya setelah dipersilahkan oleh moderator. Nanti pertanyaannya antri.

Ok.. btw Bu Yulia sudah masuk apa belum? Saya kok belum lihat ID-nya.

mamanyacaca
Sudah pak. Yulia=mamanyacaca.

jonrusaja
O maaf Bu. Oke deh, kita langsung saja persilahkan buat Bu Yulia.

mamanyacaca
Untuk materi saya sudah kirim via email, semoga cukup jelas ya.

jonrusaja
Bisa disampaikan lagi di sini sedikit saja bu?

mamanyacaca
Tapi saya ingin coba reminder lagi mengenai tahapan - tahapan dalam bisnis. Mulai dari level paling bawah yaitu : Mastery, Niche, Leverage, Team, Synergi, Result. Dari awal itu yang jadi patokan saya dalam pengembangan bisnis saya. Pasti teman - temen sudah banyak yang tahu tentang 6 step brad sugar ini tapi gak ada salahnya kita saling menyegarkan pikiran lagi ya.

Level Mastery adalah masa-masa awal dari usaha kita dimaa kita sedang berusaha mati - matian agar bisnis kita bisa bertahan. Bisa stabil. Kita berusaha keras mengatur waktu, menghasilkan keuntungan, juga menarik pelanggan sebanyak – banyaknya. Intinya supaya bisnis kita jalan atau STABIL. Level berikutnya adalah Niche dimana kita berusaha untuk bisa unggul dalam persaingan pasar. Tujuannya? untuk mendapatkan KEUNTUNGAN. Kalau sudah kita naik lagi ke level LEVERAGE, dimana di sini kita berusaha untuk mensistimasikan business kita. SYSTEM.

Kalau kita tahu leverage itu adalah bagaimana dengan usaha yang sama bisa menghasilkan lebih banyak. Untuk Effisiensi, supaya kita business ownernya mulai punya waktu. Leverage berarti juga TIME. Lalu apalagi? tahapan berikutnya adalah TEAM, The Winning TEAM Building. Inilah yang menjadi dasar dari perkembangan bisnis kita. Tujuannya apa? supaya owner bisnisnya bisa HAPPY. Biar bisa ON the business not IN the business. Kalau TEAMnya sudah kuat dan solid, baru deh kita berSYNERGI dengan team kita. Jadikan bisnis kita sebagai mesin uang kita, supaya kita bisa FREEDOM.

Terakahir adalah RESULT, tapi sebagai catatan ini urut - urutannya gak baku loh. Baru pada tahapan inilah kita bisa multifikasikan bisnis kita. Mau Francise, mau Go Public, monggo. Bisa aja kita udah di tahap TEAM, kita masih harus kembali membenahi NICHE kita. Atau gak usah nunggu sampai level Leverage baru kita mau membangun TEAM. Intinya sih semua berjalan pararel, tapi untuk fokus pembenahan bisa kita pake patokan level-level ini.

Ok mods sementara itu dulu, nanti kalo ada yang mau dikembangkan dari materi sebelumnya juga silakan.

jonrusaja
Ok terima kasih Bu Yulia.

jonrusaja
Bagi teman - teman yang hendak bertanya, silahkan ketik tanda ? Setelah itu akan dipersilahkan sesuai urutan.

Ayesha
?
andhika harya p.
?

tadicahya
?

aguss310
?

Ardian Sy
?

jonrusaja
Pertama kali, kita persilahkan buat aye_nd. Mohon sebutkan nama, usia dan jenis kelamin ya, biar tidak salah sapa .

Ayesha
Salam kenal. Terima kasih atas kesempatannya. Nama saya Ayesha, 27 tahun, female, saat ini ngelola kursus bahasa Inggris. Saya mau tanya ke mbak Yulia. Untuk membuka cabang baru kira – kira diperlukan berapa tahun? maksudnya kapan kita tahu kita sudah siap untuk buka cabang n apa yang harus dipersiapkan? Thanks

jonrusaja
Ok silahkan Bu Yulia

mamanyacaca
Ok mba Aye. Kalo pake patokan dari brad sugar ini buka cabang ada di level leverage. Dimana denga effort yang kurang lebih sama, kita mendapatkan hasil yang lebih banyak. Lalu kapan baiknya? yah setelah kita merasa sudah menguasai segala aspek bisnis kita, kita juga sudah main di ceruk pasar yang tepat, jangan lama-lama, buruan buka cabang. Buka cabang juga salah satu strategi marketing juga, untuk memudahkan pelanggan menikmati fasilitas dari kita.

jonrusaja
Ok, gimana Mbak Aye

Ayesha
Ok, thanks mbak. Berarti lewatin tahap - tahap tersebut dulu ya. Thanks pak Jonru. Nanti ada pertanyaan lagi hehe.

mamanyacaca
Betul bu, nanti kalo sudah menguasai kan tinggal diduplikasikan ke cabang

jonrusaja
Ok sama – sama. Berikutnya Pak Andhika, dipersilahkan.

andhika harya p.
Makasih pak. saya andhika, 30 tahun, pria. Untuk parameter tiap tahap sudah oke bagaimana bu?

mamanyacaca
Tinggal di copy paste hehehe masalahnya yang dicopy ini kudu betul dulu dong hehe. Memang pembahasan 6 step ini gak mungkin dibahas sekilas aja ya. ada penjelasan panjang lebarnya, tapi gampangnya. untuk level 1 misalnya. Mastery, kita lah yang punya parameternya sendiri, misalnya profitnya. Bisnis harus menguntungkan dong, atleast ROInya pertahun minimal 20% dari modal misalnya. Kalo udah untung, juga effortnya. Lalu SDM dll.

Kalo kita sudah merasa ok 80% jalan lah, mulai kita focus ke niche, atau ceruk pasar, yang pastnya sejak kita mulai bisnis juga udah kita tangani dong. Di saat kita sudah menguasai pasar, kita siap-siap mulai bermain di leverage. Leverage itu tadi SYSTEM, gimana kita mensistimasikan business. Bapak-bapak dan ibu - ibu mau tahu tahapan dalam mensistimasikan business kita gak?

Berikut ini adalah tahapan mensistimasikan business yang sedang kita jalankan:
1. Visi, alias tujuan bisnis kita. Kalo kita mau pergi, pertama tau dong tujuannya kemana. Nah itu dia VISI.
2. MISI apa itu Misi? yaitu Rute kita. Kita mau Ke surabaya, lalu biar sampai sana, lewat mana? rutenya itulah MISI.
3. Budaya (Value)
4. GOAL....
5. Struktur Organisasi, gak masalah Presdir, direktur, manager, semuanya isinya nama kita, GL GL (Gue Lagi Gue Lagi) tapi paling tidak sudah ada struktur organisi.
6. Jobdesc.
7. Indikator kesuksesan, maksute gini. Kita pengen semua team kita sukses, tetapi kita lupa mendeskripsikannya. Kaya misalnya di salon, Capster yang sukses itu yang kaya apa? kasir yang sukses itu yang gimana? Semua didefinisikan.
8. Manual Operasi, alias SOP.
9. Milestone atau tahapan business (Goal 3 bulanan)

Jadi deh si SISTEM. Nah jadi jangan takut duluan sama yang namanya sistem bisnis kita,hehe. Kalo bicara tentang business, sistemnya gak jauh - jauh dari 3 hal : 1.Sistem Marketing 2, Sistem Kontrol 3 Sistem HRD. Yah udah ketiganya ini kita utak atik aja dengan tahapan - tahapan sistimasi yang tadi sudah saya jabarkan.

Back to pertanyaan pak andika, setelah kita meleverage business, kita sudah ada sistemnya, kita kan mulai focus ke TEAM BUILDING, parameternya apa? Bisnis kita bisa jalan tanpa kita karena sudah dijalankan oleh Winning TEAM yang solid dan kuat. Lanjut ke sinergy dengan team dan ke result.

Semoga jelas ya pak andika.

jonrusaja
Ok terima kasih Bu Yulia. Lanjut ke penanya berikutnya, Ardian Sy. Silahkan.

Ardian Sy
Terimakasih pak moderator. Bu Yulia, penjelasan 6 step dari brad sugar barusan sangat membantu memahami tahapan bisnis. Pertanyaan saya sederhana saja dari ke 6 tahapan itu kira – kira kesulitan - keculitan apa saja yang ditemu dalam perjalanan? Juga berdasarkan pengalaman bisnis bu Yulia di MoZ5 atau yg lainnya. Mohon bisa di share pengalaman menyelesaikan tiap kesulitan yang di temui dalam tahapan itu. Sekian dulu, makasih.

mamanyacaca
Pak Ardian, yang sulit sih gak ada. Akan sulit kalo kita gak ada gambaran sama sekali. Gini misalnya, waktu saya awal berbisnis buta banget. Semangat aja. Kesulitan - kesulitan sih pasti ada tapi biasanya sifatnya teknis ya. Yang pasti kalau kita tahu tujuan kita, dan tahu kita dalam posisi mana, tahapan mana, insyaallah lebih mudah kita menjalaninya. Akan beneran menjadi sulit kalo kita tidak tahu sama sekali posisi kita, keadaan kita, apalagi tujuan kita berikutnya.

Ardian Sy
OK, kalo belum puas ntar disambung ya.

jonrusaja
Ok selanjutnya Pak Maulana, dipersilahkan.

maulana nih
Thank you Pak Jonru, nama Fico, 26, pria. Pertanyaan saya sederhana bu, ketika ibu memilih kandidat investor. Bagaimana cara ibu memilih investor yang memiliki passion yang sesuai dengan visi bisnis ibu? Tolong tips dan kiat kiatnya. Itu saja dulu ibu.

mamanyacaca
Memilih kandidat dengan passion yang selaras visi ya, agak ribet memang pak. Ada tahap seleksi dengan isian kemudian yang menentukan sekali adalah pada tahap pengenalan.

maulana nih
Mungkin pengalaman ibu saja dapat diceritakan.. makasih..

mamanyacaca
Awalnya mengembangkan kemitraan memang saya masih menggunakan tahapan seleksi yang masih sederhana. Gak ketat - ketat amat, tapi makin lama makin pinter dong, mulai bisa mengidentifikasi mana sih yang gak sesuai, mana sih tanda - tanda awal dia gak match sama visi kita. Memang perlu invest waktu untuk saling kenal, ngobrol, ngopi bareng, cerita ini cerita itu, ntar lama - lama keliatan wah bisa lanjut nih. Tapi gak sedikit juga dari tahap awal atau dari isian kuesioner udah keliahatan bahwa dia gak match dengan visi kita.

Bisa jadi kita juga salah, tapi prinsipnya lebih baik kita kehilangan orang yang benar, dari pada kita dapat orang yang tidak tepat. Untuk mendapatkan orang yang tepat memang musti invest di waktu, tenaga dan fikiran, tapi insyaallah hasilnya sebanding. Salah satu tipsnya rajin - rajin bertanya pak Fico. Tanya apa aja, hobbynya, buku yang dibaca, langganan majalah apa, weekend ngapain aja, nonton tv acara apa? bagaimana dia memandang kehidupan yang dijalanin sehari-hari, dan yang penting juga tanyakan APA YANG DICARI? APA ARTINYA BISNIS INI UNTUK DIA?

jonrusaja
Ok thanks Pak Fico. Penanya berikutnya, Bujang Bogor. Silahkan.

bujangbogor
Terima kasih pak momod. Nama Ma'mun, pria. Wah saya kurang gaul nih, jadi belum baca tahapan - tahapan Brad Sugar itu. Kalau menurut bu Yulia, apakah semua bisnis bisa menjalani tahapan itu? Melirik bisnis itu termasuk komoditas, atau kurang sustain. Misal, dulu ramai buka wartel, terus abis, artinya tidak sustainable. Kalau kasus mutahkir, katakanlah bisnis counter pulsa/hp. Kalau kata pak Junaedi ini adalah bisnis sejuta umat, apakah bisa mencapai tahapan - tahapan itu? Sering saya melihat, pebisnis counter pulsa, cepat sekali membuka cabang. Apakah ini karena takut kehilangan momen seperti wartel itu? atau memang cepat sekali menapaki tahapan Brad Sugar.

mamanyacaca
Bukan bisa pak, tapi harus melalui semua tahapan. Sering kali gagal di tahapan niche. Karena yah itu tadi harus bisa menang di persaingan pasar dengan bermain di ceruk pasar. Yah kan untuk leverage bisnis juga pak. Kalau dengan 3, 4, 10, 15 cabang effortnya sama dengan 1 cabang, kenapa gak buka banyak cabang, asalkan memang sudah masuk itung – itungannya. Gini kita buka cabang untuk apa sih? idealnya kan untuk menambah pemasukkan usaha kita dengan jemput bola. dengan memudahkan juga pelanggan untuk mengakses kita. Juga untuk nge tes sistem business yang sudah kita buat, berjalan tak di cabang?

bujangbogor
Ok, jadi sebetulnya kalau memang merasa layak, langsung buka cabang untuk leverage itu ya.

mamanyacaca
Gitu juga untuk kasus konter pulsa, untuk meningkatkan pemasukkan yah banyak - banyak buka counter, toh effortnya juga tidak terlalu berbeda dengan 1counter.

bujangbogor
Bukan apa – apa, ternyata buka cabang itu ternyata tidak mudah ya, terutama dalam hal SDM. Ok bu Yulia, saya rasa cukup. Antrian masih panjang. Thanks ya. Silakan pak momod.

jonrusaja
Ok. Silahkan penanya berikutnya.

siuhik
Maaf bu pertanyaan saya sangat sederhana karena memang belum punya bisnis besar seperti penanya yang lain saya Siwi, masih amphibi. Maaf kalau agak OOT ya bu? nggak ikut dari awal, Bu kalau masih amphibi dan ingin terjun TDA, apa sinyal yang harus kita ikuti? langsung keluar aja, atau sudah ada bisnis yg mulai membesar? atau ada yang lain bu? mohon pencerahannya Bu trus tips dan kiatnya untuk bisa tahu puzzle kita?

mamanyacaca
Mba Siwi pertanyaan yang sangat menarik, terus terang selama ini banyak sekali yang bertanya kepada saya pertanyaan yang sama.

jonrusaja
Itu pertanyaan sejuta umat para TDB kayaknya.

mamanyacaca
Gini, kalo bicara tentang bisnis kebanyakan kita permasalahannya gak jauh - jauh dari: Modal, Bisnis apa?, Pasarnya bagaimana, support dari keluarga, dan lain lain. Itu kan faktor external ya? Tapi pernah gak kita tanyakan sama diri kita sendiri, apa ya yang saya cari? saya ini siapa ya? kehidupan seperti apa ya yang saya inginkan? Artinya, bertanya kedalam (nunjuk ke dada hehe) Begitu juga saat kita mau berbisnis. Ok, tapi jawab dulu dong, apa benar bisnis ini adalah panggilan saya?

siuhik
Nah itu dia. Kadang bisnis ini kayaknya ga cocok buat saya, bisnis itu kayaknya ok deh nah gimana kita tahu puzzle kita kalo masih kutat ama itu - itu aja.

mamanyacaca
Apa benar bisnis ini bisa mengantarkan saya kepada impian - impian saya? Jangan - jangan kita berbisnis karena kita merasa HARUS BERBISNIS, kenapa HARUS?? yah abis semua orang berbisnis sih, katanya ini yang terbaik. Nahhh Lhoooo. Yah kita akan selamanya berkutat disitu - situ aja, kalo kita belum bisa menjawab siapa sebenarnya saya ini apa sih passion saya, apa sih yang saya selalu antusias menjalankannya. Bagaiamana kita bisa memilih suatu bisnis yang tepat kalau kita juga tidak tahu siapa diri kita, apa yang kita mau, apa passion kita, apa KEGAIRAHAN TERBESAR kita.

Cari bu..cari...kalo kita udah dapet itu, TRINGGG semua akan jadi petunjuk buat kita, kemana kita berikutnya harus melangkah. Kadang orang sibuk berkutat di modal, di visibility studies, riset pasar, begitu bisnis jalan, suatu saat BUGGGG bertanya - tanya "Apa iya ya ini yang saya cari?? eh apa bener ya yang saya jalankan ini. Nah lohh. Hehe pengalaman pribadi soalnya.

siuhik
Sip deh Bu, boleh dilanjut diluar ya? Maturnuwun atas pencerahannya.

mamanyacaca
Jadi kembali lagi, jawab ya pertanyaan - pertanyaan mendasar itu, karena kalo kita sudah tau jawabannya, semuanya akan jadi petunjuk, apa kah harus bekerja, atau langsung di bisnis, kita akan tau sendiri.

jonrusaja
Ok deh, thanks Bu. Sekadar referensi, bagi teman - teman yang belum ketemu passion-nya, mungkin bisa baca tulisan saya ini: www.jonru.net/ingin-menemukan-lentera-jiwa-ini-kiatnya. Oke Pak Iwan gimana, sudah siap untuk bertanya?

Nur Iwan Setiawan
Oke. Mengenai awal mula ibu terjun ke dunia bisnis, dari sekian jumlah dana yang dikeluarkan, hasilnya gimana bu, untung atau rugi? Oya, saya Iwan 26 Male.

mamanyacaca
Alhamdulillah Untung Pak.

Nur Iwan Setiawan
Pernah ga ibu mengalami pengeluaran lebih besar dari pendapatan? kalau pernah, gmn cara keluar dari masalah tersebut kalau belum, gimana kiat ibu?

mamanyacaca
Waduh pak, selama ini sih belum pernah ya. gini awal - awal saya berusaha, keuntungan - keuntungan yang didapat gak langsung saya simpan untuk mengembalikan modal, tetapi diputer lagi untuk menambah modal lagi. Kan konsepnya salon bertumbuh, awalnya satu lantai, kemudian dua lantai kemudian melebar kesamping, kemudian buka cabang, buka cabang gitu.

Nur Iwan Setiawan
Ok cukup Pak Momod, maksih bu.

jonrusaja
Ok kita ada waktu sekitar 10 menit lagi. SIlahkan kita beri kesempatan buat 2 penanya lagi.

mamanyacaca
Sambil nunggu pertanyaan lain, saya ingatkan teman - teman ya 3 sistem dalam bisnis. Yaitu sistem marketing, sistem kontrol, dan sistem SDM. Itu yang menjadi tugas utama kita pada awal - awal membangun bisnis.

jonrusaja
Oke kita persilahkan buat penanya berikutnya ya. Silahkan buat ylabdo. Kalo gak ada, silahkan buat w4w4l.

w4w4l
Ok thanks, wawal 31th, pria. Bu kalau untuk yang new produk alias produk yg baru untuk bisa diterima pasar dengan cepat gimana yah.

mamanyacaca
Wah saya juga gak ahlinya ya tapi dari referensi - referensi yang selama ini saya dapatkan, pertama kita harus mengenal target market kita. Mengenal loh bukan sekedar tahu. Dengan mengenal dan akrab kita akan tahu apa sih kebutuhan mereka, apa sih yang mereka mau, apa sih yang mereka hargai, nilai-nilai apa yang mereka anut. Apa saja permasalahan - permasalahan mereka,

w4w4l
Ok misal target pasar kita tahu tapi kayaknya butuh edukasi yang lumayan menyita waktu dan uang.

mamanyacaca
Kalo ini kita pahami dengan benar, maka mudah sekali kita menciptakan produk atau jasa yang memberikan solusi buat mereka.

w4w4l
Dan masalahnya saya sekarang TDB jadi ga bisa fokus bener.

mamanyacaca
Hehe itu sudah bisa menjawab pak, yah memang harus edukasi pasar juga, dan pastinya ada waktu dan uang yang harus kita INVESTASIkan. Kata Pak TDW, marketing itu kan Memberikan penawaran atau Mengingatkan hehe. Ok, pak wawal ditunggu kabar gembiranya ya.

w4w4l
Ok thanks alot bu.

jonrusaja
Berhubung sudah jam 4 sore, acara kita selesaikan. Kalau mau lanjut informal dipersilahkan. Dari saya, pak arief dan tim moderator mengucapkan terima kasih. Buat Bu Yulia, juga teman - teman lain, maaf bila ada yang kurang. Sampai ektemu lagi, wassalam.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maxiphone.co.cc

Selalu Ada Jalan, Bukan Jalan Pintas.

Ajakan provokatif dilontarkan pengusaha kawakan, Bob Sadino, kepada para mahasiswa yang memadati sebuah forum di Universitas Indonesia, pekan lalu. "Siapa saja yang ingin menjadi entrepreneur, keluarlah dari kampus setelah acara ini dan jangan kembali ke sini lagi," ujarnya.

Pengusaha yang sukses mengembangkan agrobisnis dan kini membangun apartemen itu adalah jebolan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Bob (75) sempat mejadi sopir taksi dan kuli bangunan sebelum mengawali karier kewirausahaan dengan berdagang telur.

Provokasi Bob "diimbangi" oleh Wahyu Saidi. Ia memperkenalkan diri sebagai "tukang bakmi" yang mendapat gelar Dr, Ir, dan Msc dari Institut Teknologi Bandung dan Universitas Negeri Jakarta.

"Untuk memulai entrepreneurship, gelar kesarjanaan benar-benar tak berguna, justru sering negatif. Begitu mau menyebar brosur atau nggoreng makanan ngerasa diri sarjana. Itu bisa jadi awal kegagalan," ujar Wahyu, yang membuka 410 gerai makanan di 30 kota dan 4 negara.

Menurut Wahtu, ilmu yang didapat dibangku kuliah baru berguna jika bisnis sudah berkembang. Misalnya, terkait tuntutan penguasaan manajemen, mekanisme kontrol, dan distribusi. Namun, tidak bersekolah juga bukan berarti tidak bisa belajar mengusai ilmu-ilmu ini.

Dalam forum diskusi "Entrepreneurship Experiencing 2008", Bob dan Wahyu membagi pengalaman kepada para mahasiswa. Selain berdiskusi, dalam kegiatan dua hari itu juga diberikan simulasi bisnis. Para peserta dipinjami modal kerja dan produk, lalu diminta berinovasi untuk mengembalikan modal itu dan mendapatkan untung.

Para peserta juga difasilitasi magang di perusahaan kecil-menengah dan perusahaan besar selama sebulan. Pusat pelayanan mahasiswa FISIP UI yang menyelenggarakan kegiatan ini juga bekerja sama dengan Pelindo II untuk memberikan kredit bagi calon pelaku bisnis.

Kredit Rp 5 juta - Rp 100 juta dengan bunga 6 persen per tahun itu ditawarkan kepada peserta yang sudah memiliki usaha minimal setahun.

Jangan dituda.

Beragam pertanyaan dan unek-unek disampaikan para mahasiswa dalam diskusi itu. Indah, mahasiswa Diploma Pajak UI angkatan 2006, menceritakan, ia mulai menjajakan makanan kecil di kampus pada satu semester terakhir. Namun, ia berharap menjadi pegawai, sebelum merasa siap total berbisnis.

Tak sedikit pula yang mengeluh sulit meyakinkan orangtua untuk merestui anaknya berbisnis sendiri, tidak menjadi pegawai atau karyawan.

"Kalau mau jadi entrepreneur, mulailah dari sekarang. Jangan berencana mulai setelah lulus kuliah. Apalagi, kalau Anda berusaha lulus dengan indeks prestasi tinggi, besar kemungkinan muncul harapan dan iming-iming untuk jadi pegawai," ujar Wahyu.

Menurut Bob, sikap mental yang menjadi prasyarat utama menjadi pengusaha adalah tidak banyak berharap, menghilangkan rasa takut, dan mengubah pola pikir. "Harus punya kemauan dan tekad kuat mengubah diri Anda, dari bagaimanapun adanya sekarang. Tekad yang kuat itu tidak cukup kalau tidak ada keberanian mengambil peluang. Namun, Anda baru jadi entrepreneur kalau sudah terbukti tahan banting dan tidak cengeng", paparnya.

Mendengar pertanyaan, komentar, dan keluhan mahasiswa, Bob menilai, sangat kuat keinginan para mahasiswa untuk menemukan metode paling cepat, atau jalan pintas, agar sukses berbisnis.

Padahal, pengalaman bisnis puluhan tahun mengajarkan, tidak ada jalan pintas untuk mendapat untung besar. "Kecuali Anda jadi koruptor, maling, atau jualan sabu".

Pada usia senja, kesediaan Bob berkampanye mengajak mahasiswa menerjuni dunia kewirausahaan dilatari keprihatinan mendalam. Ia mengingatkan, jumalah pengusaha di negeri ini hanya 0,18 persen dari total penduduk. Padahal, di negeri sekecil Singapura, jumlah pengusahanya 7,2 persen dan perekonomiannya maju pesat. Sebaliknya, dengan segala sumber kekayaan alam Indonesia, penduduk negeri ini masih dijerat kemiskinan.

Para pengajar di sekolah formal turut andil "melemahkan" semangat kewirausahaan. "Saya pernah menyuruh anak saya yang masih SD berjualan mainan ke temen-temen-nya di sekolah. Eh, malah dilarang guru. Dari kecil, di sekolah, anak-anak dididik untuk membeli bukan menjual", ujar Wahyu.


Salam sukses,


Junaedi
081310004288

Sumber: Kewirausahaan, Kompas 13 November 2008

Rabu, Oktober 08, 2008

Ini Dia Usaha Sejuta Umat

Ada satu jenjang lagi yang boleh dibilang sudah mewabah ke mana-mana. Bahkan, kalau mau disebut, hingga ke kamar pun bisa. Yakni, menjadi penjual voucher fisik dan elektrik ke para konsumen langsung alias and user.

Siapa pun bisa melakukan usaha ini. Para manajer, karyawan, ibu rumah tangga, mahasiswa, siswa sekolah, hingga para penganggur sekalipun dapat menjadi pengusaha pulsa isi ulang.

Pertanyaannya adalah, apakah masih ada celah? Tentu saja masih. Asalkan, sekali lagi, Andamesti sunggug-sungguh dalam menjalankan usaha yang siapa tau membuat kocek Anda semakin tebal.

Lihat saja pengalaman Desi Marwati. Untuk melengkapi toko kelontongnya, ia tidak sungkan-sungkan melengkapi barang dagangannya dengan menjual voucher fisik dan elektrik. Usaha yang sudah ia lakoni sejak tahun 2005 ini pun semakin berkembang. Saat ini, Desi kerap menghabiskan uang hingga Rp 20 juta setiap bulannya untuk membeli pulsa.

Padahal, tiga tahun silam, Desi cuma menaruh modal untuk beli pulsa tidak lebih dari Rp 5 juta saja. Desi memang beruntung. Modal yang lainnya tidak perlu ia keluarkan. Misalnya, membuat kios khusus. Pasalnya, ia tinggal menaruh berbagai voucher fisik disalah satu sisi toko kelontongnya.

Calon peritel voucher juga bisa mengekor desi. Bahkan, cara tersebut merupakan cara yang paling ampuh untuk menghemat dana. Anda bisa berjualan voucher di halaman rumah atau garasi Anda. Yang penting, calon lahan bisnis Anda cukup luas menampung etalase untuk memajang produk. Ukuran etalse standar adalah 1,5 m2. Etalase ini bisa dibeli di toko atau bisa pula Anda buat.

Kemudian, tinggal mencari para agen atau tempat grosir membeli pulsa, entah itu fisik atau elektrik. Anda bisa langsung menyambangi para agen dan grosir yang dapat dipercaya dan meberikan pelayanan yang prima. Agen dan grosir pemasok pulsa fisik dan elektrik tersebar luar si mall-mall, ITC yang mengkhususkan diri sebagai pusat elektronik seperti ITC Roxi, ITC Cempaka Mas, PGC Cililitan dll.

Para agen dan grosir pemasok pulsa meminta sejumlah deposit yang harus dibayar pemilik kios. Besar setoran deposit untuk pulsa elektrik besarnya beragam tergantung dari kebijakan masing-masing agen atau grosir. Ada yang mencantumkan angka ratusan ribu rupiah plus uang pendaftaran hingga jutaan rupiah.

Tapi, Desi menyarankan agar Anda kudu keluar dana tidak cuma angka ratusan ribu rupiah saja. Sebaiknya, modal minimal Rp 1 juta atau juga bisa lebih, saran Desi.

Setelah semua modal dagang voucher sudah terkumpul, Anda tinggal memasarkan voucher itu. Berapa pelanggan yang datang tentu sangat bergantung dari lokasi kios Anda, serta seberapa bagus Anda melayani pembeli.

Ada baiknya Anda melakukan promosi harga terlebih dahulu. Caranya, pajang saja papan harga di depan kios. Sipa tahu, ada pembeli yang kepincut dengan tawaran harga yang Anda buat.

Anda harus memburu banyak pembeli agar keuntungan Anda gendut. Pasalnya, margin keuntungannya cuma 2% - 3% saja.


Salam sukses,


Junaedi
http://www.maximart.co.cc
http://www.maxiphone.co.cc


Disadur dari Harian Kontan Edisi Khisus Semptember - Oktober 2008


Jumat, September 12, 2008

Membuang 1 juta, Mendapat 37 milyar.

Tak salah bila PT Diana, Sidoarjo, diminta untuk melayani catering bagi petugas dan pengungsi akibat mud flow Lapindo senilai 37 Milyar pada tahun 2007 lalu. Namun, di luar pertimbangan bisnis, ada invisible hand yang menentukan deal mereka. Itulah takdir Ilahi.

Tanpa bantuan Allah SWT, mustahil kami mendapatka rejeki yang sangat besar sehingga mengubah drastis usaha kami ini, ucapan Imam Syafei, pemilik PT Diana. Inilah berkah dari sedekah, lanjut suami dari diana dan bapak dari Kurnia Adi Prskoso (3).

Iman Syafei bertutur, pada 2006, ia dan istri tinggal memiliki uang 1 juta. Saat itu, usaha catering "Diana" milik mereka baru merangkak. Di waktu yang sama, rumah petak kontrakan yang mereka tempati sudah habis masa sewanya.

Demi membesarkan usaha, mereka berniat mencari rumah kontrakan yang sewanya sekitar Rp 700 ribu pertahun. Berhari-hari, beberapa rumah yang diincar belum juga cocok harganya.

Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, suatu hari selepas ashar Imam Syafei mendengarkan taushiyah Ustadz Yusuf Mansur. Lima menit terakhir taushiyah yang sempat disimaknya itu, memantapkan keyakinannya akan hikmah sedekah.

Mari bu, kita ikhlaskan dan mantapkan untuk "membuang" uang sejuta ini sebagai sedekah. Insya Allah akan ada pengganti yang lebih baik, Iman Syafei membujuk istrinya untuk menyedekahkan semua uang milik mereka yang tersisa.

Alhamdulullah, disertai ketekunan ibadah dan do'a, harapan suami-istri itu terkabul. Mereka mendapat order catering partai besar yang memberi keuntungan Rp 5 juta. Uang tersebut, selain untuk membayar kontrakan rumah Rp 600.000,- setahun dan belanja kebutuhan hidup, sebagian keuntungan itu disisihkan untuks sedekah.

Sejak saat itu, rejeki kami terus mengalir. Kami yakin ini berkat do'a santri-santri penghafal Qur'an yang turut kami santuni, kata Imam Syafei yang kini tinggal di Wonocolo, Surabaya.

Sampailah kemudian, catering "Diana" mendapat kontrak sebagai suplier untuk pengungsi Lapindo dengan nilai yang luar biasa besar untuk ukuran usaha kecil.

Rejeki itu memacu cepat perkembangan usaha Imam Syafei dan Istri. Kini, dalam tempo setahun, perusahaan mereka telah menjadi tiga yaitu PT Diana (catering), PT Kurnia (persewaan alat catering), dan PT Prakoso (suplier produksi catering). Usaha catering mereka bahkan ditabalkan sebagai yang terbesar kedua di Jawa Timur. Sebanyak 120 karyawan dan keluarga bernaung di tiga perusahaan tersebut.

Salah satu bentuk syukur Iman Syafei, tahun lalu ia menghajikan 13 anggota keluarga besarnya, termasuk si kecil Kurnia Adi Prakoso. Sedekah pun jalan terus, karena inilah kunci kesuksesan mereka. (aya hasna)
Disadur dari; PPPA Daarul Qur'an Yayasan Daarul Qur'an Nusantara www.wisatahati.com / www.pppa.or.id

Kamis, Juli 24, 2008

3 Tips Praktis Membangun Knowledge Management

Knowledge-based economy, demikian sebuah kosa kata yang kini makin acap terdengar. Frasa itu secara eksplit juga makin meneguhkan pentingnya makna pengetahuan bagi eksistensi sebuah organisasi – entah itu organisasi bisnis ataupun organisasi publik.

Dalam konteks itulah, kini juga makin mendesak sebuah kebutuhan bagi setiap organisasi untuk membangun apa yang disebut sebagai knowledge management atau manajemen pengetahuan. Knowledge management atau sering disingkat KM sendiri sejatinya dapat diartikan sebagai sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap jejak pengetahuan yang relevan kepada setiap anggota organisasi tersebut, dengan tujuan meningkatkan daya saing organisasi.

Di Indonesia sendiri, konsep dan aplikasi dari knowledge management ini sudah makin berkembang dengan baik. Bahkan ada sebuah organisasi konsultan, yakni Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di Indonesia) yang memberikan award tahunan bagi perusahaan di Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan knowledge management. Award itu disebut MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises), dan tiga pemenang utama untuk tahun 2008 ini adalah Excelkomindo Pratama (XL), Astra International dan Telkom Indonesia.

Lalu langkah apa saja yang mesti dilakukan untuk mengembangkan knowledge management yang tangguh? Berikut tiga tips praktis yang mungkin bisa dirajut guna menata knowledge management yang efektif.

Langkah yang pertama adalah membangun apa yang bisa disebut sebagai Portal Pengetahuan secara internal (intranet knowledge portal). Dalam portal yang bisa diakses oleh setiap anggota perusahaan inilah, disusun beragam folder dan menu pengetahuan yang relevan. Isinya bisa menyangkut artikel-artikel tentang manajemen praktis; paper mengenai dinamika industri bisnis yang digeluti; materi-materi pelatihan internal; ataupun juga berupa paper pengalaman dari karyawan perusahaan tersebut dalam mengerjakan sebuah projek tertentu.

Dulu ketika saya masih bekerja pada sebuah perusahaan konsultan asing, firma saya ini menyediakan sebuah portal pengetahuan yang sangat ekstensif. Salah satu menu favorit kami adalah “lesson learned paper” yang berisikan poin-poin penting apa – baik poin kegagalan ataupun keberhsilan — yang diperoleh ketika rekan-rekan kami mengerjakan projek konsultasi untuk para kliennya di berbagai negara di dunia. Melalui paper ini, “learning curve” kami dapat bergerak dengan cepat lantaran adanya proses saling berbagai pengetahuan dari beragam sumber di beragam tempat.

Lalu, siapa yang mestinya mengelola portal pengetahuan ini? Idealnya mesti ada satu dedicated person yang bertugas mengidentifikasi, mengkodifikasi dan menata beragam sumber pengetahuan yang relevan (sebutannya adalah “knowledge officer”). Orang ini tentu mesti dibantu oleh tim IT untuk menyiapkan infrastruktur database dan portal intranet tersebut.

Langkah praktis kedua adalah dengan mentradisikan semacam pertemuan Knowledge Sharing Session, selama sekitar 2 jam, setidaknya setiap bulan sekali. Sharing session ini bisa dilakukan secara corporate-wide, atau dilakukan per departemen/divisi. Bisa dilakukan dengan mengundang narasumber dari luar atau internal. Materinya bisa berupa pengetahuan manajemen praktis ataupun pengalaman karyawan dalam mengerjakan sebuah tugas/projek. Hasil sharing session ini kemudian juga bisa di-upload ke Portal Pengetahuan, sehingga setiap karyawan bisa mengakses materinya. Knowledge sharing session ini akan sangat bermanfaat dalam menggali dan mendistribusikan potensi pengetahuan yang ada dalam diri setiap karyawan perusahaan.

Langkah praktis ketiga adalah dengan menerbitkan semacam Online Knowledge Buletin. Buletin ini dapat diterbitkan sebulan atau dua bulan sekali, dan berisikan update pengetahuan-pengetahuan mutakhir mengenai manajemen/bisnis ataupun mengenai dinamika industri yang ditekuni oleh perusahaan tersebut (beragam artikel yang ada di blog ini juga sangat cocok menjadi materi buletin itu…..hehehehe). Buletin ini sebaiknya didistribusikan melalui multimedia email (email multimedia maksudnya email yang isinya variatif, penuh warna dan elemen visual lainnya; jadi berbeda dengan email tradisional yang garing dan biasa Anda terima itu). Melalui knowledge buletin ini, pengetahuan setiap karyawan perusahaan Anda bisa terus disegarkan dan ter-upate; jadi tidak lapuk ketinggalan zaman.

Demikianlah tiga langkah praktikal yang mungkin bisa Anda lakukan untuk mulai membangun knowledge management system di kantor/perusahaan Anda. Sebuah tindakan untuk merawat, menyemai dan memupuk benih-benih gagasan setiap insan demi tumbuhnya sebuah taman pengetahuan yang indah nan mencerahkan.


Salam sukses,


Junaedi
0813 1000 4288

Sumber: Yodhia Antariksa (http://strategimanajemen.net)